Kedua rumah tersebut amsing-masing milik Munaji (55) dan Supanto (86). Akibat peristiwa tersebut, kedua rumah t hancur pada bagian belakang, yakni dapur rumah. Dinding yang ambrol dan pondasi yang sudah hilang, termasuk perabotan yang berada di dalamnya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
"Saya gak tahu, itu tiba-tiba saja longsor. Karena di bawah kan ada sungai, tanahnya jadi labil. Saat itu juga habis turun hujan deras," kata Jimi anak dari Supanto, saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/3/19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya jelas khawatir mas, takutnya longsor lagi karena kan tanahnya terus gerak. Kalau hujan deras saya tidak pernah bisa tidur takut kalau rumah longsor," akunya.
Anak dari Munaji, Rendi Kuncoro (34) menjelaskan jika sebelum terjadi longsor, dirinya sempat mendengar suara rekahan di belakang rumahnya.
"Pada selasa malam, sekitar jam setengah sepuluh dari belakang rumah saya dengar seperti suara rekahan tanah. Hampir setiap jam suara itu muncul terus. Saat saya ke depan rumah, baru terdengar suara bruk, waktu saya lihat ke belakang ternyata terjadi longsor," jelas Rendi.
Sementara itu, Kepala pelaksana BPBD Blora, Sunanto mengatakan meski kondisi rumah sebagian besar telah hancur, namun pihak penghuni rumah masih enggan mengungsi. Dengan alasan menjaga barang berharga yang ada di dalam rumah.
"Debit sungai lusi naik dan berarus deras mengakibatkan longsor di das sungai lusi dengan panjang 50meter dan kedalaman 3 meter dan 2 rumah warga terdampak longsor tergerus aliran sungai lusi. Tidak ada pengungsian dalam kejadian tersebut pemilik rumah masih bertahan di rumah tersebut," terangnya saat dihubungi melalui telepon.