"Di sekitar 27 hari ini, saya dan ketua umum terus jalan ke berbagai kabupaten/kota yang menurut kami punya potensi besar untuk menaikkan elektabilitas PSI. Semua caleg juga mengetuk pintu rakyat dan pintu hati tanpa lelah. Insyaallah di 17 April mendatang akan berbuah manis," kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni kepada wartawan, Kamis (21/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toni pun menyebut PSI optimistis melenggang ke Senayan di 2019. Alasannya, berbagai lembaga survei memperlihatkan tren elektabilitas PSI meningkat.
"Hasil yang diperlihatkan lembaga-lembaga survei itu yang penting dilihat trennya. Di survei Kompas ini kalau dilihat sebelumnya kami 0,4 persen, skg 0,9 persen. Jangan dilihat angka absolutnya itu. Lihat trennya," ujarnya.
"Di berbagai lembaga survei lain trennya juga sama. Naik, bahkan ada yg menyatakan sudah di angka 4 persen. Dan semuanya masih dalam rentang margin of error, sehingga kami masih optimis melihat hasil survei Kompas tersebut," tegas Toni.
Dalam survei Litbang Kompas, PSI masuk di kategori ketiga, yakni parpol yang tingkat elektabilitasnya di bawah ambang batas parlemen. Ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Survei Litbang Kompas digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Litbang Kompas membandingkan perolehan suara parpol di Pemilu 2014, elektabilitas pada Oktober 2018 dan elektabilitas pada Maret 2019.
Berikut elektabilitas PSI dalam tiga waktu berbeda tersebut:
Pemilu 2014: -
Oktober 2018: 0,4%
Maret 2019: 0,9%
(tsa/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini