Peristiwa itu dialami Junaidi pada Minggu (17/3/2019) dini hari lalu. Saat itu, Junaidi dan karyawannya sebenarnya mau tutup warung dan bersiap pulang.
"Orang ini (pelaku) pesen pecel lele 2 orang," kata adik korban, Salahudin, kepada wartawan di kediamannya di Jatisampurna, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (20/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya saat itu memesan 4 porsi pecel lele plus tahu dan tempe. Junaidi dan anak buahnya kemudian menyiapkan segala sesuatu, termasuk menu pokok, yakni ikan lele yang harus diolah terlebih dulu.
"Kan lele hidup, dimatiin dulu di keran, dimatiin dulu jadi agak lama karena nggak langsung goreng. Mesen tempe sama tahu, habis goreng tempe dan tahu karyawan lagi nyiangin lele," jelasnya.
Tetapi proses itu dianggap lama oleh kedua pelaku. "Iya, sekitar 10 menit," sebutnya.
Karena sudah tak sabar menahan lapar, keduanya kemudian bertanya mengapa pesanannya lama sekali. "Dia bilang 'kok masaknya lama', kakak saya bilang 'sabar Pak, lele lagi dimatiin'," tuturnya.
Keduanya bukannya bersabar, malah makin emosi. Mereka menggebrak meja hingga terjadi percekcokan.
"Dia bilang 'gua anggota, gua ratain ini besok, ambil senjata-senjata' sebelum pemukulan itu, saya denger," sambungnya.
Ketika korban berbalik, kedua pelaku kemudian mengeroyok korban. Yohan, karyawannya, lari ketakutan.
"Kakak saya ditendangin sama dihantam pakai balok. Pokoknya wajah sama kepala, pingsan langsung," tuturnya.
Setelah itu, kedua pelaku mengobrak-abrik dagangan korban. Gerobak pecel lele dibalikkan hingga kaca pecah dan setelah itu keduanya melarikan diri.
Akibat kejadian itu, Junaidi tidak bisa berjualan lagi. Dia saat ini masih dirawat di rumah sakit karena luka yang cukup parah.
Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek Pondok Gede. Polisi saat ini masih mengejar kedua pelaku.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini