Timses Prabowo Temukan Keganjilan DPT di DKI, 1 RT Cuma 1 Pemilih

Timses Prabowo Temukan Keganjilan DPT di DKI, 1 RT Cuma 1 Pemilih

Indra Komara - detikNews
Senin, 18 Mar 2019 16:50 WIB
Foto: Konferensi pers temuan Seknas Prabowo-Sandiaga terkait DPT Pemilu 2019 di DKI. (Indra Komara/ detikcom )
Jakarta - Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, M Taufik mengaku menemukan keganjilan dalam jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019 di wilayah DKI Jakarta. Taufik menyebut ada di suatu RT di daerah Jakarta Selatan yang jumlah pemilihnya hanya 1 orang.

"Dari temuan hasil sisiran DPTHP 2 (Daftar Pemilih Hasil Tetap Hasil Perbaikan ke-2), beberapa hal kita temukan. Misalkan di TPS 104, RT 15 RW 7 Cilandak Barat, masa jumlah pemilihnya satu RT cuma 1. Ini yang lain kemanain?" ujar Taufik di Seknas Prabowo-Sandiaga, Jalan HOS Cokroaminoto 93, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).

Politikus Gerindra itu mengaku bahwa pihaknya juga menemukan jumlah RW yang berbeda di Kelurahan Cipete Utara, Jakarta Selatan. Dari data DPTHP 2 disebutkan di kelurahan tersebut memiliki 22 RW, namun setelah ditelusuri hanya ada 11 RW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum lagi ada tertera jumlah RW 22, padahal di situ RW-nya cuma ada 11. Sisanya ditaruh mana RW-nya? Jadi kita temukan ini. Saya meyakini, ini masih terus kita sisir, dan ini baru kita sampaikan ke saudara-saudara dari daerah Jakarta Selatan," ujar Taufik.




Taufik menyebut sudah melaporkan temuan tersebut ke KPU DKI. Dia meminta KPU DKI segera menindaklanjuti.

"Kami sudah ke KPU. Saya kira DPT-nya mesti diberesin dulu, kami minta undang KPU, bahkan boleh undang partai lain, untuk benahi DPT ini. Nggak mungkin ada 1 RT pemilihnya cuma 1 orang, 4 orang, kan nggak mungkin. Misal di RW 4 Kramat Pela, RT 8 TPS 11, masa cuma 1. Dan kami sudah telusuri, RT 8 itu nggak ada lagi, cuma satu ini," tuturnya.

"Ini hasil penelusuran. Ada yang cuma 17 satu RT, padahal satu RT ada yang dua TPS, ini yang saya kira KPU jangan kerja yang lain, DPT aja dulu diberesin. Masa yang begini nggak beres-beres," sambung Taufik.

Ketua Bidang Analisis Data Pemilih Seknas Prabowo-Sandi Ahmad Sulhy menambahkan, temuan ini bermula dari analisis DPTHP 2 yang diterima dari KPU ke peserta Pemilu 2019. Setelah dilakukan analisis, ditemukan keganjilan DPT di DKI.




"Jadi kita menganalisis. Biasanya kita menganalisis dari NIK, nomor KK, dan sebagainya. Karena ditutup (berapa digit angka NIK), ternyata muncul baru, muncul temuan baru berdasarkan RT-RW setelah kita sortir ternyata muncul di 1 TPS ada 1 (pemilih)," kata Sulhy.

Keanehan lainnya, lanjut Sulhy yakni ada jumlah RW yang tidak sesuai dengan data sebenarnya. Dari hasil penelusuran, dia baru menemukan 132 TPS dengan jumlah DPT aneh.

"Dari jumlah pemilih dalam satu RT aneh cuma satu ditambah keanehan lainnya. Setelah kita cek di jakarta.go.id, ada jumlah RT yang tidak sama. Ini kami lagi jalan, jadi ini baru 132 TPS. Jumlah TPS kita 29.061, kita baru cek 132 TPS di Jakarta, belum kita minta tim nasional. Ini masif, sangat terstruktur. Jadi kami harap KPU lakukan perbaikan menghadirkan peserta pemilu," paparnya.



Tonton juga video Prabowo Soal Debat Cawapres: Sandi Lebih Hebat!:

[Gambas:Video 20detik]

(idn/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads