"Sebenarnya kalau mereka tahu, satu kami sangat transparan, maka siapun boleh melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah monggo, kami harus menghadirkan seluruh masyarakat yang ada di Jawa Tengah," kata Ganjar usai menghadiri Musrenbangwil se-Eks Karesidenan Kedu di Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019).
Kondisi Jawa Tengah, kata Ganjar, selama ini aman dan baik-baik saja. Namun demikian, pihaknya merasa terganggu dengan hoax yang intensitasnya sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kemudian ada pembakaran motor di Jawa Tengah, sampai hari ini belum ketangkep. Apa artinya, kami tidak mau dirobek-robek. Maka kami buat acara itu, agar mereka bisa bersatu semuanya, kita bisa bersatu semuanya," tegasnya.
Apel kebangsaan tersebut, kata Ganjar, tidak ada kepentingan politik. Untuk itu, semua saja boleh hadir dalam acara tersebut. Oleh sebab itu, jika ingin hadir diacara tersebut dilarang membawa atribut partai dan dilarang membawa atribut capres.
"Tidak ada kepentingan politik, memang saya agak sedih sih dibully itu di medsos, semua bukan dari satu kelompok ternyata. Mohon maaf tidak dari dua kelompok, hanya satu kelompok kebetulan berbeda pandangannya itu saja. Padahal menurut saya, mereka hadir boleh. Maka kita larang membawa menggunakan atribut partai, kita larang menggunakan atribut capres. Kurang opo?," kata dia.
"Kalau saya menggerakkan seluruh warga Jawa Tenggah, menurut saya mahal, apa murah. Kita harus memberikan air minum, memberi makan kepada mereka. Kalau anda tahu sebenarnya kepentingannya untuk mereka," tuturnya.
"Lho kalau kami mau sembunyi-sembunyi nggak saya bukak kok, maka semua orang bisa membuka itu, maka itulah hebatnya Jawa Tengah. Kami buka, semua bisa mengakses dan silakan mengkritisi boleh, nggak ada yang keliru gitu. Tidak sepakat jumlah nggak papa, tapi kami bisa jelaskan dengan sekian banyak kita memberikan fasilitas kepada mereka untuk mau datang," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini