"Untuk beliau mengeluarkan pernyataan itu kan tentunya ada mekanismenya, pelanggaran berat HAM sudah ada mekanismenya diserahkan, dan pemerintah sudah punya kesempatan 5 tahun, kenapa baru di ujung seperti itu? Dan tolong diserahkan bukti-bukti yang dimilikinya supaya bisa diproses. Saya yakin Pak Prabowo juga sangat mendukung," kata Sandiaga di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2019).
Baca juga: Pengakuan Menggelegar Agum Gumelar |
Dia berharap isu pelanggaran HAM berat tak keluar dalam kontestasi demokrasi lima tahunan. Karena itu, timsesnya sedang menggodok mekanisme untuk penyelesaian kasus HAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan buat suatu mekanisme jika Prabowo-Sandi terpilih, agar isu masalah HAM berat masa lalu itu bisa terselesaikan, kita move on dari isu tersebut. Dan mekanismenya sedang disusun seperti mirip truth and reconciliation console yang ada di Afrika Selatan waktu itu, dan mereka berhasil move on dari masalah-masalah masa lalunya," ujarnya.
"Kalau negeri ini terus memikirkan masa lalunya tanpa menyelesaikan secara tuntas kapan kita bicara masa depannya. Kalau kita liat spion terus kita bisa-bisa nggak dapat orientasi yang baik untuk masa depan," sambungnya.
Maka itu, Sandiaga meminta Agum tidak hanya mengeluarkan isu HAM berat. Tapi harus diserahkan bukti-buktinya dan mendorong untuk penyelesaian kasus tersebut.
"Jadi kita harap ini jadi pengingat kita dan apa yang diungkapkan oleh Pak Agum tersebut harapan kita adalah yang terakhir kali untuk disampaikan supaya dituntaskan karena kalau tidak, sangat merupakan, jadi cacat setiap proses lima tahun demokrasi," jelasnya.
Saksikan juga video 'Agum Sindir SBY Dukung Prabowo, AHY: Terlalu Subjektif dan Tendensius':
(idn/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini