Aksi dimulai dengan membagikan nasi bungkus kepada sopir becak hingga juru parkir di seputaran Kota Solo. Kemudian mereka berkumpul di Alun-alun Kidul Keraton Surakarta untuk memulai konvoi.
Berseragam hijau, mereka berkonvoi menuju kantor perwakilan Gojek di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. Tiba di lokasi, mereka pun melakukan demonstrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tarif tersebut masih dipotong 20 persen, yaitu menjadi Rp 4 ribu per perjalanan terpendek. Potongan inilah mereka permasalahan.
"Tarif Rp 4 ribu itu tidak manusiawi. Kami ingin potongan 20 persen itu dihapuskan," kata koordinator aksi, Didik Prakoso Andriyanto usai berdemonstrasi.
Tarif tersebut membuat pendapatan mereka menurun dibandingkan penerapan aturan sebelumnya. Mereka sebelumnya menerima tarif perjalanan terpendek sebesar Rp 4 ribu ditambah subsidi Rp 2.400 per perjalanan.
"Setelah 4 Maret sudah tidak ada subsidi lagi. Tapi kami tidak masalah. Yang kami tuntut adalah agar potongan 20 persen dihapuskan," ujarnya.
Mereka juga mengancam akan meliburkan diri setiap seminggu sekali pada hari Rabu. Ancaman ini berlaku hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Dalam kesempatan itu, perwakilan sopir Gojek juga beraudiensi dengan manajemen Gojek Solo Raya. Namun perwakilan manajemen enggan memberikan keterangan kepada wartawan.
Terpisah, Vice President Corporate Affairs Gojek Michael Reza memberikan keterangan tertulis menanggapi aksi demonstrasi sopir Gojek di Solo. Menurutnya, tarif dan bonus yang diberikan manajemen sudah diperhitungkan menyesuaikan kondisi pasar.
"Kami mengupayakan titik temu antara mitra dengan pelanggan. Terkait kesejahteraan, kami tidak hanya fokus pada tarif dan insentif. Banyak program yang sudah kami berikan," katanya. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini