"Seperti Sibolga. Apa orang Pancasilais yang ngebom? Tidak mungkin, masak kita mengebom diri kita sendiri," ucap Hendropriyono kepada wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Rabu (13/3/2019).
Dia memastikan otak di balik bom yang meledak di Sibolga tak sepaham dengan Pancasila. Penyebabnya karena yang bersangkutan terpapar ideologi asing, dan ingin mengubah sistem pemerintahan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Udah pasti lah (pelakunya) teroris. Karena teroris itu adalah seorang pelaku yang membunuh orang yang tidak bersalah. Orang yang tidak ngerti apa-apa dibunuh, itu pelakunya teror, udah pasti itu teroris," tegasnya.
Hendropriyono membantah anggapan yang menyebut intelijen kecolongan dalam kasus Sibolga. Dia justru mengungkit keberadaan ideologi asing yang mulai masuk ke masyarakat, sehingga memantik adanya aksi teror.
"Bukan (karena intelijen kecolongan), bukan," sebutnya. "Kalau kita semua sudah (berkomitmen) sebagai orang yang Pancasilais, punya prinsip dan pendirian sendiri nggak mungkin kita kecolongan," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, bom meledak saat tim Densus 88 Antiteror hendak menggeledah rumah Abu Hamzah, terduga jaringan teroris, di Sibolga, Selasa (12/3). Ledakan bom melukai seorang warga dan polisi. Istri Abu Hamzah kemudian meledakkan diri pada dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Jasadnya kini dievakuasi ke RS Sibolga. (ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini