Nasib sial ini dialami Suhartoyo, nasabah Bank BRI warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Menurut dia, sebelum tabungannya terkuras, dia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal, Jumat (18/1/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Si penelepon adalah pria yang mengaku petugas Bank BRI.
"Ngakunya dari BRI. Katanya saya dapat bonus pulsa Rp 500 ribu, suaranya laki-laki," kata Suhartoyo kepada wartawan di rumahnya, Senin (11/3/2019).
Saat itu, lanjut Suhartoyo, dirinya tak ditanya macam-macam oleh si penelepon. Dia hanya ditanya bonus pulsa tersebut dikirim ke nomor mana. Dia pun menjawab agar bonus pulsa tersebut dikirim ke nomor ponselnya sendiri.
"Ternyata pulsa yang masuk hanya Rp 80 ribu, tak sesuai yang dikatakan. Saya lalu ke agen BRI di Ngepung sini," ujarnya sembari menunjukkan bukti rekening koran dari BRI Cabang Mojokerto.
Kepada agen BRI, Suhartoyo pun menceritakan ikhwal bonus pulsa tersebut. Pengelola agen menjelaskan kepadanya bahwa Bank BRI tak pernah memberitahukan melalui telepon atau pun pesan singkat kepada nasabah yang mendapatkan bonus. Kecurigaan pun mulai muncul.
"Si agen BRI bilang jangan-jangan ini penipuan. Lalu saya diminta ambil kartu ATM untuk mengecek saldo tabungan saya," cetusnya.
Kecurigaan Suhartoyo dan pengelola agen BRI Ngepung pun terbukti. Saldo tabungan di rekening Suhartoyo terkuras Rp 65 juta, yaitu dari saldo terkahir Rp 67.071.187 tinggal Rp 2.071.187. Tabungan itu hasil menjual ayam dan sapi yang akan dia gunakan untuk mengobati sakit lambung yang sedang dia derita.
"Saya kan menganggur, tak boleh kerja karena sakit. Saya kaget kok segitu tabungan saya, kok tinggal Rp 2 juta," terangnya.
Keesokan harinya, Sabtu (19/1/2019), Suhartoyo diantar pengelola agen BRI mengadukan raibnya tabungan miliknya ke kantor cabang BRI di Jalan Majapahit, Kota Mojokerto. Dia pun mendapatkan cetakan rekening koran dari pihak bank.
Dari catatan transaksi tersebut, Suhartoyo baru mengetahui riwayat terkurasnya tabungan miliknya. Dari rekening koran terlihat transaksi pertama terjadi pukul 16.00.30 WIB tanggal 18 Januari 2019. Saldo tabungan miliknya senilai Rp 10 juta ditransfer ke BRI Virtual Account (BRIVA) atas nama Yuli.
Transakai ke dua senilai Rp 40 juta terjadi pukul 16.01.34 WIB ke BRIVA atas nama Aili Nurfitria. Hanya jeda 5 menit, yaitu pukul 16.06.02 WIB, saldo tabungannya kembali ditransfer ke BRIVA atas nama Yuli senilai Rp 10 juta. Transaksi terakhir pukul 16.08.48 WIB ke BRIVA atas nama Yuli senilai Rp 5 juta.
"Saya tidak pernah transfer, lagian saya tidak bisa caranya transfer. Saya juga tak kenal dengan nama-nama itu (nama di BRIVA)," ungkapnya.
Hingga kini, tambah Suhartoyo, dirinya belum mendapatkan kejelasan terkait penyebab terkurasnya tabungan miliknya dari BRI Cabang Mojokerto. Tiga kali dia menanyakan perkembangan kasusnya, pihak bank hanya mengatakan masih dalam proses penyelidikan.
"Katanya dalam proses, nanti dikabari. Tak dibilangi penipuan apa," tandasnya. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini