Kepala Sekolah SDN, Muhamad Badir mengaku tak pernah menginstruksikan kepada guru untuk mencukur rambut siswa. Apalagi, dengan cara memotong tak beraturan (petal).
Namun dirinya hanya mengingatkan kepada wali murid agar memotong atau menata rambut siswanya pada Jumat (8/3) lalu.
"Saya hanya mengingatkan saja kepada wali murid untuk merapikan saja. Tidak (cukur) sembarangan gitu," ujarnya kepada detikcom, Senin (11/3/2019).
Tapi pihaknya juga menegaskan pemotongan rambut siswa itu tidak dilakukan oleh guru. Melainkan, dilakukan oleh pelatih beladiri Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT).
"Jadi waktu pemotongan itu, guru olahraganya tidak tahu. Sedang kuliah. Jadi yang nganu (cukur) itu dipasrahkan ke pelatih PSHT-nya," katanya.
"Jadi memang resmi dari sekolah, tidak ada paksaan. Memang tidak ada persetujuan dari orang tua, tapi kami tidak memaksa boleh ikut dan tidak itu terserah," tambahnya.
Atas kejadian ini, ada dugaan keteledoran guru terhadap aktivitas muridnya. Bahkan, hingga melalukan tindakan yang kurang pantas.
"Benar, guru olahraga ini yang menyuruh itu. Dia sebagai guru honorer dan sudah mengajar sejak awal ajaran baru kemarin. Mengenai sanksi, tentunya bukan dari kami. Tapi dari pihak Dinas Pendidikan ya," imbuhnya.
Puluhan siswa SDN 2 Patoman, Kecamatan Blimbingsari mendapat perlakuan kurang pantas oleh oknum guru olahraganya. Rambut mereka dipotong tak beraturan (petal) saat latihan ekstra kulikuler Silat di sekolah.
Akibatnya, sejumlah wali murid tidak terima dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Rogojampi. Hingga saat ini, polisi masih melakukan kordinasi dan penyelidikan ke pihak terkait. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini