BPN Prabowo: Jangan Sebar Kabar Bohong demi Raih Swing Voters

BPN Prabowo: Jangan Sebar Kabar Bohong demi Raih Swing Voters

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Senin, 11 Mar 2019 14:26 WIB
BPN Prabowo: Jangan Sebar Kabar Bohong demi Raih Swing Voters
Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
Jakarta - Pemilih yang belum menentukan pilihan atau swing voters disebut sebagai dinamika dalam pemilu. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun berharap lebih mendapatkan simpati dari swing voters.

"Sudah menjadi sangat sewajarnya bisa seluruh paslon (pasangan calon), termasuk juga seluruh calon anggota DPR untuk memaksimalkan usaha mereka untuk meyakinkan ada pilihan yang layak untuk mereka rujuk," ucap Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN Prabowo-Sandiaga, Hidayat Nur Wahid, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Fenomena swing voters disebut Hidayat terjadi karena mereka termasuk sebagai kelompok pemilih cerdas dan optimis akan perbaikan. Hidayat pun meminta agar cara-cara menarik simpati swing voters tidak melanggar Undang-Undang Pemilu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jangan menyebarkan kabar bohong, jangan mempergunakan fasilitas negara, jangan tidak cuti, jangan kemudian mengerahkan ASN dan sebagainya, supaya menghadirkan simpati dari para swing voters. Sebab, kalau itu yang mereka lakukan, swing voters akan tidak mendukung bahkan akan mendukung yang akan melaksanakan kampanye sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh KPU maupun Bawaslu," tutur Hidayat.

Sebagai sedikit gambaran dari hasil survei SMRC, angka undecided voters atau swing voters masih 13 persen. Dari survei itu pula menyebutkan bila 13 persen swing voters itu lebih cenderung pada Prabowo-Sandiaga, tetapi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin disebut tetap unggul.

Menurut Hidayat, hal itu sesuai dengan apa yang dijelaskannya. Hidayat menyebut itu hal wajar karena swing voters ini disebutnya memilih presiden baru karena presiden lama dinilai tidak bisa melaksanakan program atau janji kampanyenya.

"Bahkan dalam debat publik pun beragam informasi yang disampaikan ternyata tidak benar. Sementara orang akan mengatakan, ya sudah, tidak sesuai dengan harapan. Yang ini ya belum terbukti. Nanti kita buktikan saja 5 tahun yang akan datang terbukti atau tidak. Kalau ternyata tidak terbukti dan tidak sesuai dengan harapan ya nanti diganti lagi," pungkasnya.


Ikuti perkembangan terbaru Pemilu 2019 hanya di detikPemilu. Klik di sini (azr/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads