Seperti dilansir AFP, Rabu (6/3/2019), serangan pisau ini terjadi di sebuah penjara dengan pengamanan ketat di Conde-sur-Sarthe di Normandy, pada Selasa (5/3) waktu setempat. Narapidana bernama Michael Chiolo (27) menyerang dua sipir penjara di dalam ruangan kunjungan yang ada di kompleks penjara tersebut. Chiolo merupakan narapidana yang sedang menjalani masa hukuman 30 tahun penjara untuk kasus perampokan bersenjata, penculikan dan pembunuhan.
Dalam serangan itu, Chiolo bersenjatakan sebuah pisau keramik, yang diduga dibawa teman wanitanya yang mengunjunginya. Usai melakukan serangan, Chiolo bersama teman wanitanya yang tak disebut namanya, bersembunyi di ruangan yang biasa digunakan untuk kunjungan keluarga para narapidana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan Heitz bahwa Chiolo meneriakkan 'Allahu Akbar' saat menikam dua sipir. Keterangan senada disampaikan staf perwakilan penjara, Alassanne Sall, kepada AFP. Sall juga menyebut bahwa Chiolo diduga diradikalisasi selama berada di dalam penjara.
"Dia bilang dia ingin membalas dendam atas Cherif Chekatt," tutur Heitz kepada wartawan setempat. Chekatt merupakan seorang teroris yang membunuh lima orang dalam serangan di Strasbourg, Prancis pada Desember tahun lalu.
"Dia mengatakan dia memakai sabuk peledak dan mengancam akan meledakkannya," imbuhnya. Heitz menyebut sabuk peledak itu diketahui palsu.
Sall menyebut bahwa darah berlumuran di dalam ruangan kunjungan usai serangan terjadi. Akibat serangan pisau itu, dua sipir penjara mengalami luka serius. Satu sipir mengalami luka serius di bagian dada, sedangkan satu sipir lainnya mengalami luka bacok di wajah dan punggung.
"Itu sungguh percobaan pembunuhan. Ada darah di mana-mana. Unit kunjungan keluarga seperti medan tempur," sebutnya.
Diketahui bahwa Chiolo juga pernah diadili dan divonis satu tahun penjara -- saat dia sudah dipenjara -- karena meminta rekan sesama narapidana untuk 'melakukan kembali' serangan teror oleh militan ISIS di gedung konser Bataclan di Paris pada November 2015.
Menteri Kehakiman Prancis, Nicole Belloubet, menyebut bahwa meski Chiolo diidentifikasi sebagai ekstremis, dia tidak ditempatkan di dalam sektor yang aman untuk narapidana yang radikal yang mulai dibuka September lalu.
"Tidak diragukan watak teroris dalam serangan ini," sebut Belloubet kepada wartawan. Dia menyatakan otoritas setempat tengah menyelidiki lebih lanjut soal bagaimana teman wanita Chiolo bisa menyelundupkan pisau ke dalam penjara.
(nvc/ita)