Minta Dieksekusi Lebih Cepat, Napi AS Bunuh Diri di Dalam Penjara

Minta Dieksekusi Lebih Cepat, Napi AS Bunuh Diri di Dalam Penjara

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 09 Jan 2019 20:08 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Dario Pignatelli)
Nevada - Seorang narapidana kasus pembunuhan di Nevada, Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas di dalam sel penjara yang dihuninya. Diduga kuat narapidana yang divonis mati ini bunuh diri, setelah berulang kali meminta eksekusi mati terhadap dirinya dipercepat.

Seperti dilansir AFP, Rabu (9/1/2019), Departemen Pemasyarakatan Nevada (NDOC) dalam pernyataannya menyebut narapidana bernama Scott Raymond Dozier (48) itu ditemukan tewas gantung diri dalam selnya di Ely State Prison. Dozier ditemukan telah tak bernyawa pada Sabtu (5/1) lalu.

Diketahui bahwa Dozier ditahan sendirian di dalam sel tersebut. Proses autopsi terhadap jenazahnya telah dijadwalkan. Penyelidikan lebih lanjut juga tengah dilakukan otoritas setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengacara Dozier menuturkan kepada Las Vegas Review-Journal bahwa kliennya 'tampak senang' sebelum kematiannya. Sang pengacara juga menyatakan bahwa kliennya tidak berada di bawah pengawasan meskipun sebelumnya pernah mencoba bunuh diri.


Tahun 2007 lalu, Dozier dinyatakan bersalah atas tindak pembunuhan terhadap seorang pengedar narkoba, Jeremiah Miller, yang merupakan rekannya sendiri. Miller diketahui tewas dipenggal tahun 2002. Saat itu, potongan tubuh Miller tepatnya bagian torso ditemukan di dalam sebuah koper di Las Vegas.

Selain membunuh Miller, Dozier juga dinyatakan bersalah atas pembunuhan satu orang lainnya yang jenazahnya ditemukan terkubur di gurun setempat.

Kasus Dozier ini mendapat banyak sorotan karena dia pernah beberapa kali diwawancarai televisi setempat untuk mengutarakan keinginannya untuk segera dieksekusi mati. Dozier enggan menggunakan haknya untuk mengajukan banding atas vonis mati yang diterimanya.

"Saya lebih baik mati daripada dipenjara," ucapnya dalam wawancara dengan VICE News pada Desember 2018.


Eksekusi mati Dozier dengan suntikan mati -- menggunakan obat fentanyl yang kuat dan kontroversial -- sebenarnya telah dijadwalkan pada Juli 2018 lalu. Namun eksekusi mati itu dibatalkan beberapa jam sebelum dilaksanakan. Pembatalan dilakukan atas permintaan produsen obat Alvogen yang menyatakan obat penenang midazolam yang mereka gunakan ternyata didapatkan via pihak ketiga dan tanpa mengungkapkan bahwa obat itu akan digunakan dalam eksekusi mati.

(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads