Sindiran terlontar dari mulut Fahri lebih dulu. Fahri menuding PKS punya kedekatan dengan Jokowi saat ditanya mengapa tak ada perwakilan PKS saat deklarasi Garbi DKI.
"Semua diundang, PKS juga diundang. Tapi PKS ini kan menurut saya PKS dengan Jokowi lebih dekat. Kenapa? Karena feodal, tidak terbuka, tidak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu, terutama pimpinannya, lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk Istana, kan," ujar Fahri di acara deklarasi Garbi di Oval Atrium Mall Epiwalk, Rasuna, Jakarta Selatan, Minggu (3/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fahri Hamzah: PKS Lebih Dekat ke Jokowi |
Fahri menilai Garbi dengan PKS ada ketidakcocokan. Menurutnya, PKS tidak berani untuk terbuka dan hanya menunggu perintah dari pimpinan partai.
"Memang tidak cocok, mereka tidak terbuka. Karena mereka tidak berani diskusi, tidak berani terbuka, orangnya tertutup, tidak berani ngomong. Apa-apa nunggu perintah dari atas, ya tidak bisa. Ini zaman baru," ujar Fahri.
Tak senang disebut dekat capres nomor urut 01, PKS membalas. Ketua DPP PKS Ledia Hanifa menyindir balik Fahri.
"Fahri saja kali ya yang deket (Jokowi)," ucap Ledia kepada wartawan di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/3).
Ledia menegaskan dukungan PKS untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 02. Dia menuturkan PKS merupakan yang sejak awal menyatakan diri berkoalisi dengan Gerindra sebelum partai lainnya.
"Sampai saat ini PKS tidak pernah mengambil sikap untuk bersama-sama dengan Pak Jokowi. Kita sudah jelas sejak awal memang bersama dengan Prabowo-Sandi, dan sudah diketahui juga oleh masyarakat bahwa sejak awal kita sudah berkoalisi dengan Gerindra sebelum yang lainnya, sampai koalisinya berkembang jadi lebih besar, dan itu bukan cuma di pusat, tapi di provinsi juga," paparnya.
Bukan hanya Ledia, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) juga angkat bicara dan menepis tuduhan Fahri. HNW menegaskan partainya tak pernah tertarik bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Namun HNW tak menampik bahwa Jokowi pernah menawarkan PKS untuk masuk ke kubu 'rezim'.
"Itu sudah jelas tidak benar. Dari dulu PKS posisinya sangat jelas. Ketika Pak Sohibul Iman (Presiden PKS) pertama kali ketemuan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi menawarkan untuk masuk... tapi sejak dari itu sikap PKS sangat-sangat jelas. Itu adalah tahun 2015, sudah jelas kami berada di luar kabinet," terang HNW di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/3).
"Sudah sangat jelas dari dulu sudah demikian. Tidak pernah PKS bermain mata kemudian berada di dalam kabinet," jelasnya. (zak/mae)











































