"Itu sudah jelas tidak benar. Dari dulu PKS posisinya sangat jelas. Ketika Pak Sohibul Iman (Presiden PKS) pertama kali ketemuan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi menawarkan untuk masuk... tapi sejak dari itu sikap PKS sangat-sangat jelas. Itu adalah tahun 2015, sudah jelas kami berada di luar kabinet," kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/3/2019).
HNW menegaskan partainya tak pernah tertarik bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Dia lalu mencontohkan sikap PKS yang kerap mengkritik kebijakan Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah sangat jelas dari dulu sudah demikian. Tidak pernah PKS bermain mata kemudian berada di dalam kabinet," ujarnya.
"Bahwa kemudian kami mengkritisi itu amat sangat jelas sikap dari PKS. Bahwa kemudian misalnya ada program Pak Jokowi kami mendukung, kami melihat karena program itu baik buat didukung. Tapi posisi PKS adalah berada di luar kabinet dan tidak masuk ke kabinet. Dari dulu sangat jelas dan itu artinya bisa diterima secara rasional dan tidak dipelintir yang aneh-aneh," sambung Hidayat.
Sebelumnya, Fahri Hamzah menyebut PKS lebih dekat dengan Jokowi. Hal itu disampaikan Fahri ketika ditanyakan terkait ketidakhadiran kader PKS di Deklarasi Garbi DKI Jakarta.
"Semua diundang, PKS juga diundang. Tapi PKS ini kan menurut saya PKS dengan Jokowi lebih dekat. Kenapa? Karena feodal, tidak terbuka, tidak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu terutama pimpinannya lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk Istana kan," ujar Fahri di Oval Atrium Mall Epiwalk, Rasuna, Jakarta Selatan, Minggu (3/3).
Saksikan juga video 'Banyak Kader PKS Mundur, Sandi Nilai Kader PKS Tetap Solid':
(tsa/mae)











































