Direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek, Saeroni, secara tidak langsung mengakui tertutupnya perekrutan tersebut. Dia berdalih proses itu untuk mempercepat pengisian kekosongan pegawai setelah 14 karyawan diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu untuk mengisi kebutuhan tenaga di ruang layanan yang baru.
"Yang diterima menjadi CPNS ada sekitar 14, kemudian ada penambahan ruangan, nah terkait (kekurangan) itu kita rekrut 30 pegawai baru, itu kami ambil dari tenaga yang sudah pernah magang atau yang daftar setelah tahun 2018. Saat ini tahapannya sudah ada kelulusan," kata Dirut Saeroni saat dikonfirmasi, Senin (4/3/2019).
Dia mengaku, bila menggunakan sistem perekrutan secara terbuka dan melibatkan pihak ketiga, akan membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan kebutuhan pegawai baru dinilai mendesak dan harus segera dilakukan untuk proses pelayanan kepada masyarakat.
Seluruh karyawan baru tersebut merupakan tenaga perawat dengan status Karyawan Harian Lepas (KHL). Sementara proses perekrutan perawat ini berbanding terbalik dengan perekrutan tenaga dokter sebelumnya yang dilakukan terbuka dan disampaikan ke publik.
Lantas dari mana para pendaftar mengetahui adanya pendaftaran perawat itu? Kepada sejumlah wartawan, Saeroni menjelaskan pihaknya memanggil para perawat yang pernah magang di RSUD serta pelamar yang masuk setelah perekrutan tahun 2018.
"KHL ini sifatnya seperti harian lepas, kamu kerja dibayar kalau tidak kerja, maka tidak dibayar. (Pendaftar) Dites oleh komite keperawatan, hasilnya direkomendasikan untuk masuk, jumlah pendaftar itu ada 32 atau 33 yang lolos 30," tegasnya. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini