Menurut ibu korban, Saimah, anaknya itu digigit anjing saat membeli makanan di warung yang tak jauh dari rumahnya. Di tengah perjalanan, anaknya tiba-tiba diserang dan digigit oleh anjing.
"Posisinya kan di pinggir jalan raya. Anak saya sedang jalan mau ke warung, tiba-tiba ada anjing lalu mengigit pada bagian kakinya. Anak saya lalu berteriak dan menangis," ungkapnya saat ditemui detikcom di Puskesmas, Woja, Senin (4/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sempat dilihat dan dikejar oleh warga, tapi tak mampu ditangkap. Anjing itu sangat kurus dan liar, banyak air liurnya yang keluar," jelasnya.
Saimah melakukan pertolongan pertama terhadap anaknya dengan membilas luka gigitan dengan menggunakan sabun mandi dan detergen. Kemudian dilarikan ke Puskesmas untuk ditangani.
Sayangnya, selama tiga jam berada di Puskesmas anaknya tak kunjung disuntik vaksin anti rabies (VAR) oleh petugas Puskesmas.
"Kata perawatnya tadi tidak ada stok obat (VAR) yang sedia, anak saya cuma diberikan obat lainya. Kami disuruh tunggu dulu sambil obat datang yang diambil dari Dikes," ujarnya dengan penuh kecewa.
Salah seorang perawat Puskesmas Dompu Barat Woja, mengaku tidak ada ketersedian VAR di Puskesmas. Sehingga kalau ada korban gigitan atau pasien gigitan lama yang hendak berobat harus dipulangkan atau menunggu obat yang diminta pada Dikes Kabupaten.
"Memang sudah tiga hari tidak ada stok VAR. Cepat habis karena banyak pasien gigitan anjing pada setiap harinya yang datang untuk disuntik vaksin," terangnya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini