AHY: RI Belum Siap Adopsi Politik AS, Presiden Baru Perlu Kaji Sistem Kepartaian

AHY: RI Belum Siap Adopsi Politik AS, Presiden Baru Perlu Kaji Sistem Kepartaian

Ibnu Hariyanto - detikNews
Jumat, 01 Mar 2019 20:25 WIB
AHY (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Jakarta - Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyoroti sistem Pemilu 2019 serentak pada pidato politiknya. AHY merekomendasikan presiden terpilih pada pilpres nanti mengkaji ulang sistem kepartaian dan demokrasi di Indonesia.

"Demokrat juga mencermati beberapa isu penting yang berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Isu pertama, dalam konteks kehidupan berdemokrasi, kita perlu menyoroti pemilihan presiden yang dilakukan secara serentak dengan pemilihan legislatif," ujar AHY dalam pidatonya di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

AHY melanjutkan, akibat sistem pemilu serentak, hanya hanya partai pengusung utama capres yang paling berpotensi mendapatkan efek elektoral terbesar. Menurutnya, jika terus berlanjut, sistem ini akan mengakhiri sistem multipartai di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat. Kami berpendapat, Indonesia belum siap dan belum tentu cocok mengadopsi sistem kepartaian model Amerika Serikat tersebut. Partai Demokrat berpandangan bahwa sistem multipartai merupakan pilihan yang paling rasional, dihadapkan pada kemajemukan dan latar belakang historis bangsa ini," katanya.


Untuk itu, AHY meminta agar sistem pemilu dan demokrasi kembali dibahas pasca-Pemilu 2019.

"Melakukan dialog untuk membangun konsensus nasional tentang sistem politik apa yang paling cocok bagi bangsa kita di masa mendatang. Kepada presiden mendatang, Partai Demokrat merekomendasikan untuk mengkaji kembali sistem kepartaian dalam kehidupan berdemokrasi kita," tuturnya. (nvl/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads