"Luar biasa sekali kalau keluarganya sendiri tidak mendukung, kami prihatin pada Mas Sandiaga, itu pasti nyesek rasanya di dada," kata anggota Gugus Infokom TKN Jokowi-Ma'ruf, Ridlwan Habib, kepada wartawan, Jumat (1/3/2019).
Menurut Ridlwan, dukungan keluarga Uno ke Jokowi menunjukkan adanya ketidakpercayaan kepada figur Sandiaga sebagai cawapres. Ia juga memberi contoh soal alumni sekolah Sandiaga, Pangudi Luhur Jakarta, yang juga mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang kedua kalinya setelah alumni Pangudi Luhur tidak mendukung Sandi. Sekarang keluarganya sendiri tidak mendukung. Sakitnya tuh di sini," sindir Ridlwan.
Contoh dua kelompok yang bersentuhan dengan Sandiaga tapi mendukung Jokowi itu dinilai menjadi gambaran yang ada di masyarakat. Ridlwan pun mengatakan dukungan keluarga Uno diyakini akan membuat Jokowi-Ma'ruf menang mutlak di Provinsi Gorontalo.
"Kalau teman SMA tidak mendukung, keluarga tidak mendukung, masa mau didukung," tuturnya.
"Tadi Presiden Jokowi salat Jumat di Masjid Baitul Amin dan disambut sangat antusias oleh jemaah. Insyaallah Jokowi bisa 65 persen suara di Gorontalo," sambung Ridlwan.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengaku heran keluarga Uno memberikan dukungan untuknya. Ia menyebut seharusnya keluarga Uno mendukung Sandiaga bersama pasangannya, capres Prabowo Subianto.
![]() |
BPN Prabowo-Sandiaga Anggap Dukungan Hanya Sandiwara
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga kemudian angkat suara soal dukungan itu. Menurut BPN, dukungan keluarga Uno di Gorontalo itu tak mewakili keluarga Uno seluruhnya. Lagi pula, BPN meyakini dukungan keluarga Uno ke Jokowi hanyalah sandiwara semata.
"Kalau misalnya ada yang mendeklarasikan ya bagus, tapi saya tahu keluarga Uno yang di partai Koalisi Indonesia Maju, punya hubungan keluarga dan 'masa ponakan sendiri nggak dicoblos, masa sepupu sendiri nggak dicoblos' gitu lho. Kalaupun ada yang mendukung, itu cuma make up aja," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dian Fatwa, kepada wartawan.
"Saya tahu mereka terikat dengan akting bahwa karena partainya berkoalisi dengan itu, jadi tentu saja harus tampak di publik mendukung pasangan Jokowi. Saya tahu itu. Tapi kami biasa saja, ini sebuah realita, kalau tidak, kita tahulah, kalau nggak dosa-dosa politik akan dibuka, atau diproses secara hukum, karena hukum sekarang kan tumpul ke atas tajam ke bawah," imbuh Dian.
Ikuti Perkembangan Pemilu 2019 hanya di sini. (elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini