"Sesuai kesepakatan bersama dan dengan pertimbangan saat rapat koordinasi kemarin yang dipimpin oleh Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan BNPP (Basarnas), Bupati Bolaang Mongondow, dan Forkopimda, maka hari ini proses evakuasi korban longsor menggunakan alat berat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (1/3/2019).
Alat berat yang digunakan saat ini adalah excavator, loader, dan light tower. Seperti diketahui, akibat longsor ini, puluhan orang dilaporkan tertimbun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga 1 Maret 2019 pukul 12.00 Wita, sebanyak 28 korban berhasil dievakuasi, di mana 8 orang meninggal dunia dan 20 orang selamat," ujar Sutopo.
"Evakuasi terus dilakukan dikoordinir oleh Basarnas. Personel yang tergabung dalam operasi SAR Gabungan adalah Basarnas, BPBD Bolmong, BPBD Kotamobagu, Marinir, TNI, Polri, Pol PP, PMI, Tagana, Rescue JRBM, Tim Medis / DVI Polda Sulut, dan relawan," bebernya.
Bupati Bolmong Yasti menjelaskan aktivitas warga menambang di lokasi itu tak berizin.
"Wilayah itu ini kan kontrak karya dari PT J Resources, tetapi namanya penambang tanpa izin kan ada saja," tutur Yasti, Kamis (28/2).
Berdasarkan keterangan dari manajemen PT J Resources ini, diketahui para penambang tersebut baru ramai sejak beberapa bulan lalu.
Saksikan juga video 'Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Utara Longsor, 3 Tewas':
(rna/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini