Kepala Dinas Pendidikan Saiful Rachman mengatakan telah mengusulkan program ini untuk diadopsi pusat karena dinilai cukup simpel. Namun, pemerintah pusat memiliki kebijakan lain.
"Saya berusaha usul. Tapi nasional punya kebijakan lain. Tapi gak masalah. Besok tanggal 4 USBN silakan lihat. Tidak perlu dua hingga tiga sesi. Satu sesi cukup," kata Saiful di Surabaya, Rabu (27/2/2019).
Selain simpel, Saiful juga menilai ujian dengan android lebih mudah dipraktikkan. Karena tidak memerlukan listrik dan lainnya.
Sementara untuk programnya nanti, Saiful mengatakan cukup aman karena menggunakan sistem terkunci. Artinya, jika sedang ujian, siswa tidak bisa lagi membuka aplikasi yang lain seperti google hingga WhatsApp. Ini agar tidak terjadi kecurangan.
"Anak-anak cukup dengan android. Kunci program lain. Tidak perlu listrik dan lain-lain, tidak perlu karantina. Sudah terkunci masuk programnya langsung terkunci lain. Tidak bisa buka google, WhatsApp, dokumen gak bisa. Mati semua. Yang muncul hanya itu tok. Itu yang SMA," papar Saiful.
Jika sukses, software yang bekerja sama dengan pihak ketiga ini juga akan diusulkan Saiful ke pusat untuk bisa digunakan saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). "Saya usul UNBK ke depan pakai itu lebih bagus. Program Jatim, inovasi Jatim," pungkasnya.
Simak Juga "USBN SMA/SMK 'Bobol', Kemdikbud Berbenah":
(sun/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini