"Lambannya penentuan lokasi ini sangat disayangkan karena bandara Bali Utara dibutuhkan dan sebisa mungkin harus cepat dibangun," ucap Putu Suasta dalam keterangannya, Sabtu (23/2/2019).
Dirinya mengaku kaget dengan kehadiran Staf Khusus Kepresidenan Lenis Kogoya yang mendatangi ke Desa Kutumbahan yang menjadi lokasi bandara tersebut. Dia mempertanyakan mengapa persoalan Bali khususnya Bandara Bali Utara, sampai orang luar datang ke lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal kita punya orang seperti Ari Dwipayana di istana," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba menyatakan, penentuan lokasi tak bisa cepat karena masih adanya proses pengkajian. Dia mengatakan, ada pihaknya yang pro pembangunan bandara Bali Utara di darat dan ada juga yang di laut.
"Tapi soal penlok itu kan masih dalam proses pengkajian, karena untuk Bandara Bali Utara ada tawaran di darat dan di laut. Inikan belum jelas, serta soal teknis penlok juga merupakan kewenangan kementerian perhubungan, paparnya," ujar Nengah.
Dia mempertanyakan juga dalam pertemuan di Desa Adat Kubutambahan yang dihadiri Staf Ahli Presiden Lenis Kogoya. Namun, bila ada kehadiran pihak ke istana untuk mempercepat penentuan lokasi maka hal itu patut diapresiasi.
"Sebenarnya jika Lenis Kogoya tiba ke Katumbahan untuk bisa membantu mengeluarkan penlok lebih cepat, berarti bagus," ucap Nengah. (ams/rvk)