"Di balik seorang pria hebat, ada istri yang hebat pula, dan sebaliknya di balik suami yang tidak hebat, ada istri atau wanita yang merongrong suaminya itu," ungkap Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang. Karenanya, pasangan suami istri harus berjalan seiringan dan saling mendukung satu sama lain", kata Wali Kota yang disapa Hendi tersebut dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019).
Hendi menjelaskan saat ini roda pemerintahan terus didorong menuju pemerintahan yang transparan, terbuka, clear and good government.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi PDI Perjuangan itu menyakini jika istri memegang peran penting untuk selalu mengingatkan suami agar tidak tergoda untuk menerima gratifikasi.
Oleh karena itu, melalui sosialisasi yang dilakukan, harapannya para istri akan semakin tahu celah-celah gratifikasi sehingga akan lebih kuat berkomitmen untuk melawannya.
Menurut Hendi, ada dua kelompok yang berpotensi terjerat perbuatan gratifikasi serta KKN yakni kelompok yang tidak mau tahu dan kelompok yang tidak tahu. Untuk kelompok pertama, diyakini Hendi, sudah sangat minim ada di jajarannya. Namun, untuk kelompok yang tidak tahu, pemberian gratifikasi dianggap sebagai ucapan terima kasih yang wajar.
"Kalau dirasa ada yang kurang wajar, langsung ditanyakan saja kepada suami dan tegas menolak kalau ada hal-hal yang sifatnya gratifikasi dan korupsi," tegasnya.
Dirinya menekannya juga ketika suami dan istri sudah sama-sama kompak maka akan terwujud komitmen bersama memberantas korupsi untuk Indonesia maju dan hebat.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Tia Hendi, menyampaikan peran nyata yang bisa dilakukan seorang istri dalam ikut memerangi korupsi.
Peran tersebut diwujudkan dengan mendoakan, mengingatkan sang suami untuk mencari rezeki sesuai aturan serta berusaha menciptakan suasana rumah yang nyaman dengan menuntut berbagai hal di luar rezeki yang diterima.
"Tidak usah neko-neko dan jangan besar pasak daripada tiang sehingga suami juga nyaman dalam mencari rezeki sesuai track dan aturan" urai Tia.
Dalam berbagai kesempatan, Tia berupaya mengajak jajaran TP PKK dan Dharma Wanita untuk tampil dan menjalani hidup sederhana, nyaman karena tidak banyak menuntut dan tidak perlu iri terhadap kebahagiaan orang lain.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan pula pembacaan deklarasi Perempuan Anti Korupsi Kota Semarang yang dipimpin oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Semarang, Ana Agus Riyanto.
Hadir sebagai nara sumber dalam kegiatan tersebut adalah Kasubag Evaluasi dan Pelaporan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Budi Martono serta Maria Kresentia dan Judhi Kristantini dari SPAK Pusat. (mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini