"Pagi ini kita bersepeda santai, sehingga jangan cepat-cepat sepedanya, lihat sekeliling mana saja yang perlu dikoreksi," kata Hendi dalam keterangan tertulis, Jumat (15/2/2019).
Ia meyakini, tanpa menggunakan mobil dinas, bawahannya dapat lebih peka terhadap setiap kondisi kota yang dilewati. Ia juga tidak memberi tahu jalur mana saja yang akan dilewati untuk melihat kondisi sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan sepeda Pemerintah Kota Semarang berangkat pada Jumat (15/2) pagi tadi, sekitar pukul 6, dengan rute Tugu Muda-Pasar Karangayu-Jalan Dr Sutomo-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan Gajah Mada-Jalan Inspeksi Kali Semarang, kemudian kembali ke Balai Kota Semarang melalui gerbang belakang.
Dengan rute tersebut, tak kurang dari 1,5 jam dihabiskan dengan beberapa kali berhenti pada titik-titik tertentu. Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah soal banyaknya rambu lalu lintas yang tertutup ranting pohon sehingga tidak terlihat.
Di sisi lain, ia juga berharap kegiatan berkeliling Kota Semarang tanpa menggunakan mobil ini dapat terus dilakukan oleh tiap bawahannya. Ia pun mengaku cukup sering berangkat ke kantor tanpa menggunakan mobil dan lebih memilih menggunakan sepeda atau sepeda motor.
"Sebenarnya pada intinya adalah bagaimana sedulur-sedulur (saudara-saudara) saya yang merupakan eselon II ini juga bisa melihat yang dilihat oleh masyarakat umumnya, serta juga ikut merasakan," terangnya.
"Tentu saja selain ini banyak hal lain yang bisa dilakukan, misalnya dengan naik bus Trans Semarang bersama-sama, supaya bisa merasakan jalur pedestrian kurangnya di mana, bus BRT kurang nyamannya sebelah mana, dan seterusnya," pungkasnya. (prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini