"Kita kan minta flyover, itu kewenangan pusat atau provinsi. Jangan kaya Bekasi, kasihan macet. Jalan kelurahan itu Cilegon lah, tapi yang gede-gede ini," katanya kepada wartawan usai pelantikan di Kawasan Pusat Pemerinitahan Provinsi Banten (KP3B), Serang, Rabu (20/2/2019).
Gara-gara kemacetan, bahan bakar habis. Sampai onderdil kendaraan yang panas. Sebab itu, ia ingin Cilegon punya flyover agar tidak seperti Bekasi yang macet. Lalu, betulkan Cilegon tak macet dan butuh flyover di kawasan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cilegon Vs Bekasi, Mana yang Lebih Keren? |
Arah sebaliknya, mulai dari landmark Cilegon Kota Baja sampai Cilegon Center Mall juga sering macet khususnya pada sore hari. Kawasan kota yang hanya lurus memanjang ini, sering macet sepanjang kira-kira 3 sampai 3,5 kilometer.
"Di situ jam 16.00 WIB sore motor juga endet-endetan (jalan pelan)," ujarnya.
Tapi selain di kawasan itu, di akses Ciwandan sampai Anyer juga sering macet saat momen kendaraan industri masuk ke pelabuhan. Apalagi ditambah ada perlintasan kereta api.
Warga lain, Darjat menambahkan bahwak kebutuhan flyover di kawasan Cilegon sebetulnya belum dibutuhkan khususnya di jalur protokol. Jika Pemkot mau, maka sebaiknya flyover dibangun di kawasan pintu tol Cilegon Timur.
Daerah ini, sering terjadi pusat kemacetan karena pertemuan kendaraan pribadi dari tol, atau keluarnya kendaraan dari kawasan industri menuju tol.
"Kalau mau itu yang butuh, karena selain jadi akses kendaraan pribadi juga akses mobil besar dan bus. Jadi crowded," ungkapnya.
Padahal, katanya di kawasan itu juga ada Terminal Seruni. Namun, karena macet dan tersendat, bus atau kendaraan angkutan enggan masuk ke terminal.
"Jadi karena macet bus nggak mau masuk terminal, mereka kejebak macet," pungkasnya.
(bri/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini