Festival Imlek Banyuwangi, Barongsai Tampil dengan Barong Using

Festival Imlek Banyuwangi, Barongsai Tampil dengan Barong Using

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 20 Feb 2019 09:43 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Festival Imlek Banyuwangi menyuguhkan akulturasi budaya. Seperti Barongsai yang menjadi tradisi Tionghoa tampil bersama dengan Barong Using yang khas Banyuwangi.

Festival Imlek berlangsung meriah di Banyuwangi, Senin (18/2/2019). Bertempat di halaman Tempat Ibadah Tionghoa Indonesia (TITD) Hoo Tong Bio, salah satu rangkaian Banyuwangi Festival itu dihadiri ribuan orang. Tak hanya dari etnis Tionghoa, tapi menjadi acara lintas etnis.

Lampion-lampion dan ornamen-ornamen berwarna merah yang menjadi ciri khas perayaan Imlek dipasang di sepanjang jalan menuju TITD. "Perayaan imlek ini menjadi simbol persatuan bagi kita, rakyat Banyuwangi. Tidak hanya persatuan dengan kehadiran kita, tapi juga kesatuan dalam kebudayaan kita," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Menurut Anas, spirit persatuan itulah yang mendorong Pemda Banyuwangi menjadikan Imlek sebagai bagian dari Banyuwangi Festival. Tidak sekadar atraksi, tapi bagian dari cara untuk mengukuhkan ikatan persaudaraan dan kebudayaan.
"Meski warga Tionghoa di sini tidak sampai lima persen, namun kemeriahan yang dihadirkan sekaligus animo masyarakat yang hadir telah menegaskan persatuan dan toleransi yang tinggi yang telah dibangun oleh seluruh warga dan etnis di Banyuwangi," imbuh Anas.

Ekspresi akulturasi pada Festival Imlek di Banyuwangi terlihat dari beragam kesenian yang ditampilkan. Barongsai yang menjadi tradisi Tionghoa tampil bersama dengan Barong Using yang khas Banyuwangi. Begitu juga tetabuhannya. Seperangkat gamelan beradu suara dengan tetabuhan khas negeri tirai bambu itu.

Dalam Festival Imlek kali ini, juga disuguhkan 10 ribu porsi lontong Cap Go Meh khas komunitas Tionghoa di Nusantara itu. Ini sebagai simbol akulturasi tradisi Tionghoa dengan masyarakat nusantara.

"Lontong Cap Go Meh adalah akulturasi antara tradisi Tionghoa dengan masyarakat pantura. Diawali di Cirebon, Tegal, Pekalongan dan Lasem lalu tersebar di seluruh komunitas Tionghoa di Nusantara," kata Ketua Majelis Rohaniawan Tridharma Seluruh Indonesia Komisariat Daerah Jawa Timur, Leman Kristanto.
Leman menambahkan, tradisi lontong Cap Go Meh disajikan sebagai penutup dari rangkaian Imlek, yaitu pada tanggal 15 bulan pertama dalam kalender Tionghoa. 'Cap Go' sendiri berarti lima belas, sedangkan 'Meh' artinya malam.

"Ini adalah momen pertama orang Tionghoa melihat purnama. Hal ini diperingati untuk suatu harapan kehidupan yang akan terus terang sepanjang tahun," imbuhnya.

Sepuluh ribu lontong yang disajikan dibagikan kepada warga yang hadir. Mereka menikmati kuliner yang tersaji secara gratis itu.

"Masyarakat Tionghoa meyakini, dengan menyantap lontong tersebut akan mendapat kebaikan di tahun yang baru ini. Ini pula yang kami harapkan untuk seluruh warga Banyuwangi," pungkas Leman. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.