Sebelum pawai, umat Tri Dharma melakukan doa bersama agar pelaksanaan Pemilu 17 April 2019 nanti berlangsung aman dan damai.
Sebelum pawai, terlebih dahulu dilakukan doa bersama di Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang. Dalam pawai ini menampilkan barongsai dan liong. Selain itu, juga melibatkan grup kesenian-kesenian tradisional yang ada di Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cap Go Meh sudah rutin puluhan tahun, mungkin malah ratusan tahun diadakan di semua kelenteng-kelenteng. Cap Go Meh artinya akhir daripada perayaan imlek. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan karunia-Nya," katanya di sela-sela pawai, Senin (19/2/2019).
![]() |
"Kita tidak lupa mendoakan, apalagi menjelang pilpres, pileg dan sebagainya pada 17 April 2019, kita doakan terus bahwa supaya Indonesia dalam melaksanakan Pilpres itu aman, damai, tidak ada apa-apa, rukun semua dan bersatu," kata dia.
Dalam pawai Cap Go Meh, kata dia, melibatkan masyarakat luas dan mengundang kesenian-kesenian daerah di sekitar Kabupaten Magelang. Menurutnya, budaya tionghoa sudah ratusan tahun menyatu dengan Indonesia.
"Kita memang mengundang kesenian-kesenian daerah sekitar Kabupaten Magelang. Budaya Tionghoa ini sudah ratusan tahun menyatu sama Indonesia. Jadi, kita lestarikan terus jangan sampai luntur," katanya.
Adapun rute pawai Cap Go Meh ini start dari Kelenteng Liong Hok Bio, kemudian menyusuri Jalan Pemuda (pusat Kota Magelang). Selanjutnya menuju Jalan Mataram-Jalan Sriwijata-Jalan Kalingga-Jalan Tarumanegara-Jalan Sriwijaya-Jalan Majapahit-Jalan Singaluh dan kembali menuju kelenteng. Dalam pawai ini, untuk pengamanan dilakukan Polres Magelang Kota dan Banser Kota Magelang.
Untuk urut-urutan pawai meliputi pertama mobil foreder, Paskibraka yang membawa Bendera Merah Putih, Replika Garuda Pancasila, drumband, rombongan lampion dan liong TITD. Untuk berikutnya, cenggeh dan Fu lu so, mobil karnaval, topeng ireng, gerasak, warok bocah, soreng, dolalak, wushu, jathilan pithik walik, butho ngosek, turonggo warsito joyo, reog dan ambulance.
![]() |
Warga pun sangat antusias menyambut pawai tersebut di pinggir kanan dan kiri Jalan Pemuda Kota Magaleng. Bahkan di sepanjang toko yang dilewati tersebut, barongsai mengambil angpao yang telah digantung baik di depan maupun di dalam toko.
Untuk barongsai yang mengambil angpao, imbu dia, hal tersebut sudah menjadi tradisi. Ampao tersebut digantung di depan toko maupun dalam toko di rute pawai yang dilewati.
"Itu sudah tradisi. Maknanya, kalau yang dilewati (toko-toko) memasang angpao biar rezekinya lebih melimpah. Itu kepercayaan dari kita," tuturnya.
Sementara itu, Komandan Satkorcab Banser Kota Magelang Agik Sapardan mengatakan, telah rutin tiap tahunnya ikut mengamankan jalannya pawai Cap Go Meh. Hal tersebut, menurutnya, sesuai dasar organisasi yakni untuk menjaga kerukunan umat beragama dan keutuhan NKRI.
"Kalau sebenarnya rutian tiap tahun. Ini sesuai dengan AD/ART untuk menjaga kerukunan umat beragama dan keutuhan NKRI. Kami ikut menjaga kondusivitas kota khususnya dan negara. Perayaan ini yang menikmati warga muslim, juga menciptakan suasana aman, nyaman damai dan lancar," tuturnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini