Jika melihat dari luasnya, kebakaran hutan dan lahan di era 1990-an mungkin jauh lebih besar dibanding yang terjadi pada 2015. Pada 1994, kebakaran menghanguskan 5-11 juta ha hutan dan lahan. Pada 1997-1998, kebakaran menghanguskan 10-11 juta ha kawasan hutan dan lahan.
Namun yang terjadi pada 2015, dampaknya menimbulkan kerugian Rp 221 triliun dari sisi ekonomi serta menyebabkan 24 orang meninggal dunia, dan 600 ribu lainnya terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Manajer Kampanye Keadilan Iklim Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yuyun Harmono justru mengatakan belum bisa memperkirakan bagaimana isu lingkungan akan bergulir dalam debat capres mendatang.
"Terhadap petahana, tentu masyarakat lebih bertanya selanjutnya apa? Namun jauh-jauh hari ternyata para aktivis dan pemerhati lingkungan pun sudah menyayangkan visi-misi Joko Widodo (Jokowi)--yang pada Pilpres 2019 berpasangan dengan Ma'ruf Amin--yang terlalu umum dibanding 2014," kata Yuyun.
Adapun Prabowo Subianto, yang berpasangan dengan Sandiaga Uno, juga tidak menjabarkan secara jelas dalam visi-misinya. Hanya menyebut pemerintahan yang berwawasan lingkungan.
"Capres dengan nomor urut 2 ini belum sampai berbicara soal mengintegrasikan isu lingkungan pada rencana pembangunan nasional. Padahal Prabowo justru punya kesempatan lebih menjabarkan inovasi apa yang dimiliki untuk menyelesaikan persoalan lingkungan dibanding petahana," kata Yuyun.
Bahkan kabut asap disindir oleh anggota Dewan. Ketua DPR Setya Novanto dkk memakai masker saat sidang paripurna pada Oktober 2015.
Simak juga video 'Bukan Sontekan, Prabowo akan Bawa Catatan di Debat Kedua':
(asp/asp)