Saat menilik kantornya, Khofifah ingin ruangannya dilengkapi operation room yang terkoneksi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Khofifah mengaku hal ini merupakan keinginan lamanya sejak menjadi Menteri Sosial. Namun belum berhasil terlaksana lantaran terlalu mahal.
"Saya punya mimpi besar waktu jadi menteri dan itu belum kesampaian, itu punya operation room seperti punyanya BNPB. Waktu itu kita tidak dapat anggaran yang cukup untuk itu," kata Khofifah di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (15/2/2019).
![]() |
"Kita bukan harus bikin yang semewah, sekomplit seperti yang BNPB punya. Tapi paling tidak, satu, kita akan berusaha untuk dapat koneksi, konektivitas dengan BNPB yang biasanya memberikan deteksi dini terhadap seluruh kemungkinan terjadinya bencana alam," lanjutnya.
Pasalnya, menurut Khofifah daerah Jatim juga rawan akan bencana. Dilihat dari tekstur tanahnya saja, beberapa daerah di Jatim rawan banjir hingga longsor. Untuk itu, dia ingin ada alat untuk memberi tanda atau early warning system jika ada bencana.
"Kalau terjadi bencana alam, kita ndak ingin ada bencana alam. Tapi Jatim ini 80% tekstur tanahnya kemungkinan bisa longsor, bisa banjir. Tidak hanya BPBD, tapi dinas pendidikan, dinas kesehatan selalu harus tampil pertama dalam masa-masa tanggap darurat," ucap Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Selain itu, Khofifah mengatakan wakilnya juga telah setuju dan menyampikan pentingnya operation room yang tekoneksi dengan teknologi digital. Hal ini untuk menilik informasi secara real time.
"Kemudian ini tadi Pak Wagub menyampaikan jadi kalau ini bisa diakses oleh gubernur terutama, karena ini adalah ruang gubernur, memang sudah saatnya kembali ke era digitalisasi. Kita dapatkan informasi pada saat peristiwa itu terjadi, recent time, kita bisa melihat seperti itu," imbuhnya. (hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini