CEO Bukalapak Ngaku Khilaf, Pastikan Cuitan Tak Terkait Pilpres

CEO Bukalapak Ngaku Khilaf, Pastikan Cuitan Tak Terkait Pilpres

Herianto Batubara - detikNews
Jumat, 15 Feb 2019 12:46 WIB
CEO Bukalapak Achmad Zaky (Adi Fida Rahman/detikINET)
Jakarta - CEO dan founder Bukalapak Achmad Zaky membuat klarifikasi resmi terkait cuitannya menyebut 'presiden baru' yang memicu protes sebagian netizen. Dia mengaku khilaf dan memastikan cuitan itu tidak terkait Pilpres 2019.

detikcom menerima rilis resmi berjudul 'Klarifikasi Achmad Zaky: Bukalapak Dukung Riset dan Pengembangan Teknologi di Indonesia', Jumat (15/2/2019).

Pihak Bukalapak mengatakan, sebagai CEO dan founder Bukalapak, Achmad Zaky pada prinsipnya sangat memperhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia. Zaky berharap investasi di bidang riset dan SDM tingkat tinggi bisa menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mewakili Bukalapak, Achmad Zaky memohon maaf atas segala kesalahpahaman yang timbul. Dia mengaku khilaf dan menegaskan cuitan tersebut tidak bermaksud mendukung atau tidak mendukung calon presiden tertentu, melainkan ajakan bersama membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.

"Saya, Achmad Zaky, selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," ujar Achmad Zaky.

Achmad Zaky dan Bukalapak mengaku amat sangat berterima kasih atas kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia yang diberikan selama ini.


Sebelumnya, cuitan Zaky di akun Twitter @achmadzaky yang menyinggung 'presiden baru' menyebabkan munculnya tagar #uninstallbukalapak, yang jadi trending topic nomor satu di Twitter.

Dalam cuitannya, Zaky menyebut omong kosong Industri 4.0 jika bujet research & development (R&D) Indonesia masih jauh dibandingkan negara lain. Dalam data yang dia sodorkan, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.

"Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24. Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulis Zaky. Cuitan itu sudah dihapus Zaky.

Zaky tidak menyangka cuitannya jadi viral hingga menyebabkan tagar #uninstallbukalapak jadi trending topic di Twitter. Menanggapi hal tersebut, Zaky memberikan klarifikasi.

"Bangun-bangun, viral tweet saya gara-gara 'presiden baru' maksudnya siapa pun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) let's fight for innovation budget," tulis Zaky.


Zaky menjelaskan tujuan dari cuitannya yang dipersoalkan itu adalah menyampaikan fakta. Menurutnya, dalam 20-50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi dalam riset dan SDM kelas tinggi agar tidak kalah dengan negara lain. Dia pun lantas meminta maaf kepada para pendukung Jokowi.

"Buat pendukung Pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya πŸ™πŸ™πŸ™ jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," tulisnya.


Saksikan juga video 'Takmir Masjid Semarang Larang Prabowo Jumatan, BPN: Tak Masuk Akal':

[Gambas:Video 20detik]


CEO Bukalapak Ngaku Khilaf, Pastikan Cuitan Tak Terkait Pilpres
(hri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads