"Dari hasil kesimpulan sementara labfor, bahan yang digunakan pelaku untuk melakukan pembakaran adalah jenis arson," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan dikembangkan apakah arson yang dia pakai minyak tanah atau ada unsur bensinnya, atau lainnya. Nanti akan didalami lebih jauh," ucap Dedi.
Teror pembakaran kendaraan ini disebut Dedi dilakukan secara terstruktur, sistematis dan oleh orang terlatih. Sebab, Dedi menyebut pola pembakaran, bahan bakar, dan waktunya sama.
"Dan TKPnya sebagian besar tidak ada CCTV-nya dan jauh dari jangkauan aparat. Jadi tidak pelaku memperhitungkan," ucap Dedi.
Teror pembakaran kendaraan terjadi sejak awal Januari hingga awal Februari di Jateng. Ada 27 tempat kejadian perkara pembakaran maupun percobaan pembakaran kendaraan, yaitu 17 kali di Kota Semarang, 8 kali di Kabupaten Kendal, 1 kali di Kabupaten Semarang, dan 1 kali di Kabupaten Grobogan.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal memastikan tidak ada motif dendam pelaku kepada korban dalam peristiwa ini. Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menduga pelaku adalah orang-orang terlatih. (aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini