Menurut Emil, tidak ada kemeriahan dari serangkaian acara tersebut. Misalnya saja saat melakukan salat dan sujud syukur di Masjid Al-Akbar Surabaya, Emil mengaku hanya ingin diantar para kiai dan bu nyai
"Sepemahaman saya tidak ada kemeriahan. Kami hanya ingin diantar para kiai dan bu nyai untuk mengawali dengan salat di Masjid Nasional Al Akbar," kata Emil saat dihubungi detikcom di Surabaya, Rabu (13/2/2019).
Sementara untuk pidato perdana di Tugu Pahlawan, Emil menambahkan hal tersebut sebagai wujud penghormatannya kepada para pahlawan. Begitu pula dengan acara santunan di Gedung Negara Grahadi, menurutnya hal tersebut merupakan suatu hal biasa.
"Kami menyampaikan pidato di Tugu Pahlawan sebagai penghormatan kepada para Pahlawan, lalu masuk ke Grahadi sebagai gedung utama Pemprov Jatim," imbuhnya.
Selain itu, terkait dengan ribuan masyarakat yang digadang turut meramaikan jalanan sepanjang rute arak-arakannya, Emil memang mempersilakan semua orang untuk bergabung. "Tentunya setiap lapisan masyarakat yang berkenan menjadi bagian dari perjalanan kami besok akan dipersilahkan," lanjutnya.
Melihat hal ini, Emil mengaku timnya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
"Demi tertibnya proses besok yang diantisipasi akan berpotensi diikuti masyarakat, tentu pihak kami harus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk mempersiapkan rute dan titik acara," pungkasnya.
Sebelumnya, Khofifah dan Emil akan disambut masyarakat Jatim usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara. Keduanya dijadwalkan akan kembali pada Kamis (14/2) siang.
Rangkaian penyambutan dan arak-arakan dimulai dari Masjid Al Akbar Surabaya, bergeser ke Tugu Pahlawan, Hotel Majapahit hingga berakhir di Gedung Negara Grahadi. Rencananya, ada banyak rangkaian tari-tarian hingga kesenian yang turut menyambut Gubernur dan Wagub baru ini. (hil/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini