"Iya itu juga pilihan mereka gitu. Pilihan mereka dan banyak juga kan kepala-kepala daerah yang berpose, ada yang berpose dua jari, ada yang berpose satu jari, itu merupakan kebebasan mereka dalam menentukan pilihan," ujar Sandiaga di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).
Sandiaga meminta persoalan pose satu jari atau dua jari tak dipermasalahkan. Apalagi jika sampai berujung laporan ke Bawaslu dan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga khawatir, jika semakin dilarang, para pendukung tersebut justru semakin berani. Sandiaga mengungkap banyaknya pendukung yang diam-diam berpose dua jari saat bertemu dengannya.
"Saya udah beberapa kali di airport di mana-mana. 'Pak... (sambil berpose dua jari) ditutupin gitu. Ya mereka merasa gitu karena ditekan tidak boleh mengemukakan pilihannya, dia justru malah semakin memuncak," ujar Sandiaga.
Karena itu, Sandiaga meminta perbedaan pilihan politik disikapi dengan bijaksana.
"Kemarin misalnya saya di Pekalongan ada sekitar 15 orang mungkin, nggak lebih, teriak 'Jokowi, Jokowi, Jokowi'. Tapi akhirnya yang terjadi apa? Saya buka kaca, saya dadahin mereka, ternyata satu jalan akhirnya keluar 100-200 orang begini semua (pose dua jari)," tuturnya.
"Itu di Pekalongan 100-200 orang selama perjalanan saya mulai dari Tegal sampai Pekalongan. Ini kan mengakibatkan satu semangat pesta demokrasi itu muncul dan munculnya secara natural menurut saya itu adalah bagian dan kita mesti sikapi dengan baik bahwa ada pendukungnya Pak Jokowi, tapi ada juga pendukungnya Pak Prabowo," sambung Sandiaga.
Sebelumnya, foto sepuluh hakim yang memakai toga merah tersebar di media sosial sedang 'berpose dua jari'. Satu di antaranya perempuan berjilbab. Mereka dengan senyum lebar berfoto bersama jari jempol dan telunjuk mengacung seperti salam yang digunakan oleh tim Prabowo-Sandi. Ada satu hakim yang mengepalkan tangan dan satunya mengacungkan jempol.
"Jadi itu diambil tiga bulan lalu. Itu karena ada teman hakim pindah ke PN Bengkulu minta foto kenang-kenangan dan foto gaya bebas dan tidak ada kata-kata apa. Kok keluar sekarang. Kurang-lebih tiga bulan lalu," ujar Ketua PN Jakarta Pusat Yanto.
Yanto menegaskan pose itu tidak ada kaitannya dengan pilpres atau keberpihakan politik. Salah satu hakim yang ikut berfoto, Anwar, juga membantah foto itu terkait pilpres.
Saksikan juga video 'Pose 2 Jari Ahmad Dhani Setelah Divonis Bersalah':
(mae/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini