"Jelas kali saya menyangkal (tuduhan memukul), itu fitnah yang keji. Kemudian saya tidak pernah melakukan tindak kekerasan terutama ke MH," ujar Harry Mulyadi ketika ditemui di kantornya, Jalan Cemara 1, Jaka Permai, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (12/2/2019).
Harry mengaku sama sekali tidak mempunyai masalah dengan MH. Menurutnya, MH merupakan tipikal siswa yang tidak membutuhkan tindakan korektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harry mengaku telah mendengar pengakuan ayah MH, Muhammad Sugih, soal tuduhan MH dipukul karena tidak membawa buku matematika.
"Kalau saya denger bahwa ada pengakuan dari MH ke ayahnya kalau tidak membawa PR matematika. Laporannya dibentak-bentak sama saya. Waktu itu tidak ada PR (Matematika). Kalaupun ada PR itu hanya melibatkan komunikasi siswa dengan orang tua," ujar Harry.
Harry tidak mengetahui persis, apakah pada Kamis (7/2) itu MH membawa buku matematika. Tetapi sejauh yang dia ingat, dia tidak melihat ada kesalahan dari MH saat itu, sehingga tidak memberikan tindakan korektif.
"Saya enggak menanyakan dia bawa buku apa nggak. Hari Kamis itu saya nggak intens karena MH tidak perlu tindakan korektif," ujar Harry
"MH kesulitan bicara, perlu bantuan. Menerima materi agak kurang tapi kalau menulis sudah bisa," lanjut Harry.
Kepala Sekolah SD Islam Al Fajri, Siti Sjahrianti atau Ria, juga membantah tuduhan penganiayaan tersebut. Ria menyebut luka lebam tersebut karena MH jatuh dari tangga.
"Memang terluka dia, tapi jatuh dari tangga. Mungkin orang tuanya mendengar (tuduh) salah satu pihak aja dari anaknya," ujar Siti.
Kejadian jatuhnya MH dari tangga terjadi di lantai 2 SD Islam Al-Fajri, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Kamis (7/2). Siti menduga MH sedang bercanda dengan temannya saat hendak turun tangga. Luka lebam di kaki MH, kata Siti, akibat benturan dengan kaki tangga.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini