Pihak sekolah menyangkal soal pemukulan tersebut. Kepala Sekolah SD Islam Al-Fajri, Siti Sjahrianti, menyebut luka lebam tersebut karena MH jatuh dari tangga.
"Memang terluka dia. Tapi jatuh dari tangga. Mungkin orang tuanya mendengar (tuduh) salah satu pihak aja dari anaknya," ujar Kepsek SD Islam Al-Fajri, Siti saat ditemui di sekolah di Jalan Cemara 1, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (12/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bercanda sama teman kemudian terdorong. Mungkin (MH) belum stabil, kebentur sama anak tangganya," ujar Siti.
Siti telah mencoba mempertemukan orang tua MH, Muhammad Sugih, dengan guru yang dituduh memukul MH, Harry Mulyadi pada Jumat (9/2). Namun, Siti mengklaim bahwa Sugih menolak bertemu Harry.
"Saya ajak. Beliau (Sugih) tidak mau bertemu dengan pak Harry," ujar Siti.
Siti mengaku selalu mewanti-wanti pengajar untuk tidak menggunakan cara kekerasan. Jenis hukuman yang diberlakukan kepada siswa juga sama sekali tidak ada unsur kekerasan.
"Di sini memang tidak ada (hukuman) kekerasan fisik. Kalau kekerasan dengan teman itu selesaikan duduk berdua. Kami dan orang tua sebagai pendamping, selama proses menyelesaikan masalah, kita dan orang tua dewasa menyampaikan (nasehat)," ujar Siti.
Sementara Siti membenarkan bahwa MH sudah tidak lagi bersekolah lagi di SD Islam Al-Fajri. Namun, MH masih tercatat sebagai siswa SD Islam Al-Fajri.
"Terakhir kemarin (Senin). Kami belum menerima pernyataan secara resmi (keluar dari sekolah) baru secara lisan (dari ayah MH). Jadi kami masih menganggap dia siswa ini," ujar Siti.
Sebelumnya diberitakan bahwa MH diduga dianiaya oleh guru. MH mengalami luka lebam di bagian kaki yang diduga akibat cubitan dan pukulan.
Orang tua telah mengadukan kejadian ini ke polisi. Laporan Sugih terregister dengan nomor laporan LP/367/K/II/2019/SPKT/Restro Bekasi Kota.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini