104 rumah yang retak terjadi sepanjang 1 kilometer dari aliran sungai Cisimeut. Keretakan terjadi di sepanjang rumah dari bibir sungai sampai ke bagian kampung yang lebih tinggi.
Pantauan detikcom di lokasi, keretakan rumah milik warga bervariasi dari 5 sampai 50 cm. Bahkan, akibat pergeseran tanah ada keretakan di perkebunan warga. Ada bagian rumah warga bahkan ambles.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat keretakan di rumahnya, Ukat sendiri harus menyangga tembok dengan papan agar tak roboh. Bahkan, dapur miliknya bergeser sekian sentimeter akibat pergeseran tanah.
Penghulu kampung bernama Amil Sardi (62) menambahkan pergerakan tanah di wilayahnya terjadi sejak 1 bulan lalu. Begitu masuk musim penghujan, semua rumah di kampung ini mulai retak-retak dan membuat warga khawatir.
"Yang terancam rekat-retak ini semua warga sini. Kalau hujan kita takut longsor," ujar Sardi.
Sekretaris Desa Sudamanik, Edi Supardi mengatakan total ada 110 rumah di Kapung Jampang dan 104 rumah di antaranya retak-retak. Keretakan ini menurutnya semakin parah bahkan saat terjadi hujan.
"Setiap hujan laporan dari kepala RT setempat ada keretakan 1 sampai 2 senti," kata Edi menambahkan.
(bri/rvk)