Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Arief Rahman menyebutkan, ada 12 rumah warga rusak di Desa Mlaya. Dari 17 rumah tersebut, 5 unit rumah rusaks edang, 12 di antaranya rusak ringan.
"Ada 17 rumah warga yang rusak akibat tanah gerak di Desa Mlaya yakni di RT 6 RW 3 dan RT 3 RW 2. Kondisinya, lantai rumah dan dinding retak-retak. Panjang dan lebar retakan beragam," jelasnya melalui sambungan telpon, Sabtu (9/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dampak yang ditimbulkan juga mengncam 33 rumah warga. Dari 10 KK yang mengungsi ada 41 jiwa. Mereka mengungsi secara mandiri ke tempat yang lebih aman," kata dia.
Selain dampak di pemukiman, akibat tanah gerak ini juga menyebabkan jalan desa amblas serta merusak perkebunan warga. Pergerakan tanah ini diperkirakan sepanjang 250 meter.
"Dan pergerakan tanah ini membentuk tapal kuda. Sedangkan untuk jalan yang amblas kurang lebih panjang 15 meter dengan kedalaman 0,5 meter," paparnya.
Arief menyebutkan, pergerakan tanah ini dipicu hujan terus menerus di Desa Mlaya. Air hujan tersebut masuk ke sela-sela retakan tanah. Selain itu juga dipicu dengan adanya air kolam yang meresap ke dalam tanah di lokasi kejadian.
"EWS atau alat deteksi dini terjadinya tanah longsor di Desa Mlaya sudah bunyi sampai 2 kali dalam satu hari," ujarnya.
Ia memperkirakan, pergerakan tanah masih terus terjadi, terutama saat turun hujan lebat dengan intensitas lama. Saat ini, BPBD Banjarnegara bersama warga setempat mulai menutup retakan tanah.
"Kami juga sudah mendirikan pos desa, agar pemantauan lebih mudah. Selain itu, bagi warga Desa Mlaya kami imbau untuk meningkatkan kewaspadaan, jika hujan lebat sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," imbaunya.
Tonton Juga 'Jalan Ambles 1 Meter, Akses Pekalongan-Banjarnegara Terputus':
(bgs/bgs)