Puisi tersebut dibacakan di bagian akhir acara Doa Santri untuk Kiai. Puisi tandingan dibuat oleh Gus Kholid dari Pondok Budaya Kudus.
"Puisi saya buat tadi. Puisi dilawan dengan puisi. Saya buatnya mendadak," kata Gus Kholid, Jumat (8/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut bunyi puisi karya Gus Kholid:
Do'a yang Tertukar Bukan Bangsa yang Tertukar
Kau...
Adalah orang terhormat
Kau..
Bukan mengajarkan kebaikan bertutur lisan
Kau binalkan sajakmu
Tanpa kau sadari telah melukai guruku
Kau menjadi dungu oleh tahtamu..
Kau robek keindahan demokrasi negeri ini dengan cuitanmu
Cuitan sang bandar
Ketika kepongahanmu menjadikan bangsa yg sejuk meradang seakan tak bermoral.
Puisi Sajakmu bebas tak beradab
Atau memang begitukah cara berbicara sang makelar yang biadab
A'udzubilLahi minassaytonirojim wamin su'i dzon
Tilkal Ghoroni kul ula
Setan-setan yang terkutuk
Yang mengubah lidah nabi
Setan-setan yang sama
Yang mengubah lidah kiai
Untung saja kiai segera meralat doa
Sehingga Indonesia tak jadi Amerika
Dan agama tak jadi tertukar dengan berhala
Ya allah engkaulah hambaku..
Dan engkau lah tuhanku
Aku terlalu bahagia
Sebab kiai segera meralat doa
Sehingga Indonesia tidak menjadi Amerika
Dan agama tak tertukar dengan berhala.
Puisi Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Ditukar' untuk menanggapi momen Mbah Moen yang salah ucap doa saat duduk di samping Jokowi memang menjadi polemik belakangan ini. Sejumlah pihak lantas mempertanyakan sosok 'kau' dalam puisi Fadli itu dan menganggap sosok 'kau' yang dimaksud adalah Mbah Moen.
Berikut puisi Fadli Zon:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini