Namun, meski kaya akan sumber daya alam, pria asal Kalimantan itu menyayangkan kekayaan tersebut belum digunakan dengan optimal untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
"Untuk mengoptimalkan kekayaan alam, kita perlu sumber daya manusia yang unggul agar bisa mengelola. Wajib belajar kita masih 9 tahun, seharusnya 12 tahun," tegasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, Mahyudin menyebut dulu bangsa asing bukan hebat, tetapi mempunyai taktik mengadu domba. Sekarang bangsa lain pun secara tak kita sadari hadir di tengah masyarakat. Mereka menggunakan pihak ketiga untuk menguasai sumber daya alam bangsa ini.
Mahyudin juga mengatakan, agar adu domba tidak terjadi di masyarakat, MPR melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, sosialisasi ini lebih penting karena, menjelang pemilu, masyarakat gaduh dengan dukungan masing-masing. Dalam kondisi tersebut, ia meminta masyarakat tidak mudah menyebarkan atau meneruskan berita hoax.
"Bila menyebar hoax, kita bisa kena UU ITE. Saya berharap di Tenggarong masyarakatnya damai dan sejahtera," pungkasnya.
Simak juga video 'Polisi Periksa Saksi Terkait Kasus Penganiayaan Pegawai KPK':
(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini