"OTT tiap hari sana-sini, APBN OTT, perizinan OTT, lho itu semua bocor itu. Jangan Pak Luhut nggak anggap itu bocor karena dalam perspektif negara dan kekayaan negara dalam satu kumpulan aset, semua OTT itu sebetulnya kebocoran. Artinya, di situ kan ada proses yang tidak legal gitu, yang kemudian dianggap OTT," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya Pak Jokowi itu punya kesempatan dengan timnya itu menjelaskan saja secara dingin bahwa 'eh Pak Prabowo, oke Bapak mengatakan 25 persen, dulu Pak Mitro (ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo) bilang 30 persen, tapi kami sudah jawab, ini jawaban kami. Kami sudah perbaiki sistem ini, kami sudah perbaiki sistem penerimaan, kami sudah memperbaiki sistem belanja dan sebagainya'. Terus jawab, 'itu kenapa KPK tetap sibuk?', 'begini jawabannya tek tek tek'. Baru mantap," ungkapnya.
Fahri pun meminta tuduhan kebohongan itu dijawab dengan menyajikan fakta. Menurut Fahri, rakyat Indonesia sudah dewasa untuk menilai.
"Jadi jangan reaktif karena Anda sedang berkuasa. Anda harus menjelaskan. Jangan dianggap itu kebohongan. Kebohongan sajikan saja fakta, percaya saja bahwa rakyat itu lebih dewasa buat menilai," ujar Fahri.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut ada kebocoran anggaran negara sebesar Rp 500 triliun per tahun. Luhut menyebut pernyataan tersebut adalah bohong.
"Saya pikir berlebihan, bocor pasti memang ada yang bocor, tapi kalau dibilang (Rp 500 triliun) berlebihan itu, sama sekali tidak, ndak betul itu, bohong itu," jelas Luhut kepada wartawan, Jum'at (8/2).
Ia bahkan menantang Prabowo membuktikan pernyataan itu jika dianggap sesuatu yang benar. Namun pihaknya tetap akan bersikap santai karena memang hal tersebut dianggap Luhut sebagai sesuatu yang bohong.
"Kalau dia mau, buktikan itu. Kita ngapain sih capek-capek lapor-melapor itu. Biarin saja mereka bohong," terang Luhut yang juga terdaftar sebagai Ketua Bravo 5 pada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.
Luhut, yang juga seorang purnawirawan TNI, pun mengingatkan bahwa sikap bohong bukanlah sikap seorang ksatria.
"Kamu dengar pesan saya sebagai orang tua. Kamu itu jangan hidup dari bohong satu ke bohong yang lain. Kalau kamu ksatria, katakanlah benar ya benar, salah ya salah. Itu kan agama ngajari. Dan dari Presiden, yang saya suka itu tidak pernah mau bohong. Kalau kita kurang, kita klaim kurang, tidak ada yang sempurna. Di surga saja kau nanti bisa rasakan sempurna," pungkasnya.
Simak juga video 'Prabowo Sebut Duit Negara Bocor, Jokowi: Lapor KPK, Bawa Bukti!':
(azr/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini