Prabowo dan Luhut yang sama-sama tergabung dalam Kopassus ditempatkan dalam satuan anti teror yang kala itu baru dibentuk: unit Detasemen 81/Penanggulangan Teror yang dikenal sebagai Gultor 81. Saat itu Luhut yang berpangkat mayor menjadi komandan pertama Gultor sedangkan Prabowo yang menyandang pangkat kapten merupakan wakilnya.
Mengenai duet Prabowo dan Luhut di Gultor ini sudah berulang kali mengemuka ke publik. Teranyar, Prabowo menyatakan hal itu dalam debat Pilpres perdana pada 17 Januari 2019 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas masa bakti keduanya di militer selesai, Luhut dan Prabowo sama-sama terjun ke dunia politik. Luhut bergabung dengan Golkar dan Prabowo mendirikan Gerindra.
Pada Pilpres 2014, Luhut yang mendukung Jokowi dan Prabowo yang berstatus sebagai capres kerap terlibat 'perang' pernyataan. Salah satu di antaranya adalah Luhut yang menyatakan Prabowo tidak naik kelas saat di Akmil karena tidak disiplin. Pernyataan ini dibantah mentah-mentah oleh kubu Prabowo.
'Perseteruan' Luhut dan Prabowo mempanang sampai ke Pilpres 2019. Pernyataan Prabowo yang menyebut ada sejumlah BUMN mengalami kebangkrutan, dibantah oleh Luhut yang kini menjabat sebagai Menko Kemaritiman.
"Bangkrut sih enggak lah, mereka bagus-bagus aja kok, bahwa ada sana sini yang perlu diperbaiki yes, yang perlu efisien yes, tapi overall saya kira bagus kok, naik. Nggak ada sampai istilah begitu (bangkrut). Saya kira dibesar-besarkan. Kalau saya selalu tanya, bisa nggak kita datang berbicara data, kan nggak ada yang berani," kata Luhut.
Terbaru, Luhut menyanggah pernyataan Prabowo mengenai kebocoran APBN Indonesia sebanyak 25 persen. Menurut Luhut, pernyataan Prabowo berlebihan.
"Saya pikir berlebihan, bocor pasti memang ada yang bocor, tapi kalau dibilang berlebihan itu sama sekali tidak. Ndak betul itu, bohong itu. Kalau dia mau, buktikan itu. Kita ngapain sih capek-capek lapor-melapor itu. Biarin saja mereka bohong," terang Luhut yang juga terdaftar sebagai ketua Bravo 5 pada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin.
![]() |
Meski begitu, di luar momen saling bantah pernyataan itu, Luhut dan Prabowo kerap berkomunikasi. Pada April 2018 silam, Luhut yang tengah berada di Amerika Serikat ditelepon oleh Prabowo yang kemudian menjadi perbincangan di masyarakat.
"Kok telepon saja jadi isu. Biasa kan kalau saya ada perlu dia saya telepon, kalau dia ada butuh saya dia yang telepon. Biasa saja. Kan kami berteman sejak saya pangkat kapten dia pangkat letnan. Jadi itu biasa (saling telepon)," tutur Luhut.
Simak Juga 'Anggaran Bocor, Sandi Minta Pemerintah Introspeksi':
(fjp/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini