Pernyataan soal adanya kebocoran anggaran itu dilontarkan Prabowo saat berpidato dalam HUT ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di hall Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2). Prabowo menyebut adanya kebocoran anggaran negara hingga mencapai Rp 500 triliun.
'Bocornya' anggaran negara itu, kata Prabowo, berasal dari adanya penggelembungan atau mark up biaya proyek. Dia pun mengaku tak asal bicara karena angka itu sudah didasari perhitungan yang telah dia paparkan dalam buku buatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau anggaran kita yang sudah disepakati 200 miliar dolar, kalau kebocoran tadi 25%, artinya yang hilang... hampir Rp 500 triliun yang bocor," imbuh Ketum Partai Gerindra itu.
Mendengar tudingan itu, Presiden Jokowi pun angkat bicara. Jokowi meminta Prabowo menunjukkan bukti dan tidak asal bicara.
"Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta-fakta. Jangan asal... (sambil menunjuk mulut)," ujar Jokowi setelah menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/1019).
Capres nomor urut 01 itu mengatakan 25% anggaran negara adalah jumlah besar. Jokowi meminta Prabowo melapor ke KPK jika memang menemukan indikasi kebocoran anggaran negara. Sebab, angka Rp 500 triliun bukanlah angka yang sedikit.
"Kalau memang bocor sampai 25%, laporin aja ke KPK. Duit gede banget itu. Dulu 2014 coba diingat-ingat, 2014 katanya bocor Rp 7,200 triliun. Sekarang itu bocornya kalau 25% itu berarti Rp 500 triliun. Duitnya gede banget Rp 500 triliun," kata Jokowi.
Tak terima mendapat tantangan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga pun membela Prabowo. BPN Prabowo-Sandiaga heran atas permintaan Jokowi ke sang capres.
"Kepala negara kok suruh warganya lapor-lapor terus? Kita sampaikan itu biar Presiden periksa itu semua. Ini sama kayak sebagian pendukung beliau yang suka lapor-laporin orang," ungkap juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini. (mae/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini