"Kebutuhan listrik dibayar oleh negara," ucap Kalapas Sukamiskin Tejo Harwanto kepada detikcom via pesan singkat, Kamis (7/2/2019).
Terungkapnya napi Sukamiskin membayar listrik menggunakan duit pribadi berawal dari 'nyanyian' eks Kalapas Sukamiskin Wahid Husen saat persidangan. Wahid menyebut selama ini ada token listrik di masing-masing sel atau kamar di Lapas Sukamiskin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak terlihat di setiap sel, tapi di saung dan sudah kita bongkar," kata dia.
Tejo menegaskan untuk saat ini sejak dirinya menjabat pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Wahid tahun lalu, tidak ada lagi barang mewah di Lapas Sukamiskin.
"Sudah tidak ada barang-barang mewah lagi," kata Tejo.
Dalam persidangan kemarin juga, salah satu narapidana yang juga terdakwa dalam kasus suap eks Kalapas, Fahmi Darmawansyah mengakui ada token listrik. Bahkan dia menyebut setiap bulannya harus merogoh kocek Rp 1,5 juta ditambah Rp 500 ribu untuk AC. Pembayaran ini, kata suami Inneke Koesherawati merupakan iuran bulanan untuk kebersihan blok dan listrik.
Simak Juga 'Cuma Rp 300 Ribu Sewa Bilik Esek-esek di Lapas Sukamiskin':
(dir/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini