"Menyindir, itu kan saling membalas. Kalau kita lihat secara baik, tidak pernah Pak Jokowi itu menyerang, dia menjawab balik, seperti kasus isu Indonesia bubar... punah, itu bukan... Pak Jokowi hanya membalas," kata JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
"Tidak pernah Pak Jokowi melontarkan sesuatu secara pribadi kepada lawannya. Tapi mengembalikan ke lawannya itu. Jadi menjawab dengan keras," imbuh JK, yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Timses Jokowi-Ma'ruf Amin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Jokowi Blak-blakan Bosan 'Main Halus' |
Menurut JK, cara apa pun yang dipakai capres saat masa kampanye tujuannya adalah menaikkan elektabilitas yang bersangkutan.
"Otomatis (untuk menaikkan elektabilitas), semua kampanye ke luar kota pun untuk menaikkan elektabilitas. Mau ke mana, mau ngomong, tidak ngomong itu kan untuk menaikkan elektabilitas," tutur JK.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan soal kebiasaannya yang mulai kerap menyerang lawan politiknya. Jokowi menyebut 'bolehlah keras, keras sedikit'.
"Ya masak suruh halus terus? Ya kadang-kadang kita kan bosan. Bolehlah keras, keras sedikit, sedikit tidak apa," ujar Jokowi kepada wartawan di Semarang, Minggu (3/2).
Serangan keras Jokowi seperti membantah Indonesia akan bubar dan punah, tidak ingin menyamakan Indonesia dengan Haiti, hingga menyerang pernyataan kubu capres Prabowo Subianto. Menurut Jokowi, 'serangan' apa pun tak jadi masalah selama yang disampaikan merupakan fakta.
"Yang paling penting menyampaikan fakta, yang paling penting menyampaikan data, yang paling penting bukan menyampaikan semburan dusta, yang paling penting bukan menyampaikan semburan kebohongan, yang paling penting bukan menyampaikan semburan hoax," tutur Jokowi.
Simak Juga 'Jokowi-JK Kompak di Pilpres 2019':
(rna/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini