"Setelah di-grounded pada 28 April 2016, sejumlah pesawat F-5 E/F Tiger telah dijadikan monumen di beberapa lokasi. Monumen itu di antaranya berdiri di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Yogyakarta, Markas Komando Pertahanan Udara Nasional di Jakarta, juga di Alun-Alun Caruban, Kabupaten Madiun. Sekarang di sini (Lanud Iswahjudi) dan ada permintaan di Taman Lalu Lintas, Bandung," kata Yuyu di Lanud Iswahjudi, Rabu (6/2/2019).
Selama 36 tahun, F-5 E/F digunakan dalam banyak operasi. Beberapa di antaranya seperti Trikora dan Dwikora. Selain itu, armada tempur itu juga kerap digunakan dalam beberapa latihan seperti Elang Malindo bersama Tentara Udara Diraja Malaysia (1997) dan Elang Ausindo bersama dengan Angkatan Udara Australia atau Royal Australia Air Force (1993).
"Pembuatan Monumen F-5 E/F Tiger bertujuan meningkatkan minat dirgantara bagi masyarakat luas. Apalagi, pesawat yang dijuluki 'Sang Macan' ini banyak berjasa dalam menjaga kedaulatan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak kedatangannya pada 7 April 1980 dengan diangkut pesawat C-5A Galaxy ke Lanud Iswahjudi," tambahnya.
Selain itu, monumen tersebut juga menjadi bukti jika F-5 E/F Tiger telah mengabdi untuk negeri. Peresmian monumen itu dimeriahkan suara dentuman dan atraksi dua pesawat tempur F-16.
"Maka dengan monumen ini menjadi bukti bahwa pesawat F-5 E/F Tiger telah mengabdi," ujar mantan penerbang tempur pesawat F-5 E/G Tiger tersebut," lanjutnya.
Yuyu bercerita, kehadiran pesawat teempur tersebut di Tanah Air untuk menggantikan armada F-86 Avon Sabre di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi. Pembelian pesawat buatan Northrop Co, Amerika Serikat direncanakan Operasi Komodo yang pada 1978. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini