Irfan pertama kali ditemukan warga dan relawan yang mencari di kebun bambu belakang rumah korban, Dusun Perning RT 15 RW 3, Desa Perning. Selain melakukan penelusuran di rimbunnya kebun bambu, warga juga mencari korban di sebuah kubangan bekas galian untuk bata merah.
Kubangan ini letaknya persis di sebelah utara kebun bambu. Kedalamannya mencapai sekitar 3 meter. Sejak tak lagi digunakan membuat bata merah, kubangan ini penuh dengan air hujan.
"Saat diaduk pakai bambu oleh para relawan, tiba-tiba jenazah Irfan muncul dari dalam kubangan," kata Aleksandra (28), salah seorang warga yang ikut menemukan korban di lokasi, Rabu (6/2/2019).
Menurut dia, pencarian di kubangan tersebut dilakukan warga sejak Selasa (5/2) malam. Cara mengaduk-aduk dengan batang bambu juga dilakukan. Namun, jasad Irfan baru mengapung saat dilakukan pencarian ulang sekitar pukul 11.30 WIB. Tubuh bocah ini mengapung dengan posisi tengkurap.
"Kondisi korban sudah meninggal," ungkap Aleksander.
Irfan yang ditemukan tak bernyawa, sontak membuat keluarga dan tetangga korban menangis histeris. Ibu korban, Ninis Eryani (42) yang ikut melihat korban di kubangan, harus dipapah oleh tetangganya karena menangis dan nyaris pingsan.
Jenazah anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan Irwan (34) dan Ninis ini langsung dibawa ke rumah duka. Tubuh bocah 10 tahun ini sudah membiru. Pakaian yang melekat di tubuhnya pun masih sama dengan saat menghilang, yaitu kaus dalam warna putih dan celana pendek warna cokelat.
Kabar penemuan Irfan pun dilaporkan warga ke Polsek Jetis. Hingga pukul 12.55 WIB, sejumlah polisi melakukan olah TKP dan visum terhadap jasad korban. Visum dilakukan di rumah duka.
Irfan dikabarkan hilang sejak Selasa (5/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu korban berada di dalam kamarnya. Sementara ibunya sedang mandi.
Sekitar 15 menit setelah mandi, Irfan sudah tak ada di dalam kamarnya. Ibu korban pun melakukan pencarian. Menurut keterangan tetangganya, Irfan berlari seorang diri ke kebun bambu di belakang rumahnya. Sebelum berlari, korban sempat mengerang layaknya orang yang sedang kesurupan.
Karena pencarian biasa tak membuahkan hasil, ibu Irfan pun meminta bantuan orang pintar. Warga dan para relawan terus berdatangan membantu mencari korban dengan menelusuri setiap sudut kebun bambu. Sekitar 20 orang pintar secara sukarela datang ke lokasi melakukan ritual untuk menemukan korban.
Sejak pukul 20.00 WIB hingga subuh tadi, warga juga menabuh aneka peralatan dapur. Cara ini diyakini membuat makhluk halus yang disinyalir menculik Irfan akan berjoget. Dengan begitu, bocah yang diculik akan dilepaskan. (fat/iwd)