Waketum Gerindra Fadli Zon awalnya menulis puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' pada Minggu (3/2/2019). Dalam puisinya, dia menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Tak lama kemudian, ganti Ketum PPP Romahurmuziy yang menulis puisi soal doa Mbah Moen. Puisi ini ditujukan Rommy kepada pihak-pihak yang disebutnya mempermainkan doa Mbah Moen.
"Itu puisi untuk yang mempermainkan doa Kiai Maimun Zubair dengan memotong dan membuat meme dan cuitan yang merendahkan martabat beliau," ujar Rommy.
Berikut ini puisi Rommy soal 'Katanya Bela Ulama':
Katanya bela ulama
Kyai paling sepuh pun kau nista
Dengan aneka meme dan cela
Katanya bela agama
Tapi kau halalkan semua
Tuk gelapkan siang sebelum waktunya
Katanya hasil ijtima'
Baca Qur'an pun kau hindari dengan berbagai cara
Jadi sebenarnya kau makhluk apa?
Editan atau manusia
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta persoalan salah ucap di doa ini tak dijadikan polemik. Apalagi Maimun Zubair merupakan ulama sepuh yang sangat dihormati oleh jutaan santrinya dan banyak kalangan.
"MUI mengajak semua pihak untuk tidak menjadikan nilai-nilai ritual keagamaan seperti doa sebagai bahan olok-olok, ejekan, dan untuk konsumsi kepentingan politik praktis," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan resminya, Senin (4/2/2019). (imk/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini