Tak hanya merawat saja. Edi juga harus memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya bersama sang ibu. Padahal, di tengah kondisi fisiknya yang tidak bisa berjalan, Edi Winarso hingga kini tidak pernah punya pekerjaan.
Dia pun hanya bisa menyandarkan kebutuhan hidupnya bersama sang ibu dari belas kasihan. Baik dari para tetangga, handai taulan, hingga para sahabat dan teman-temannya.
"Untuk keperluan makan saya dan ibu, selama ini saya selalu dapat belas kasihan dan bantuan. Bahkan tetangga tiap bulan selalu ada yang menyisihkan. Termasuk dari ibu-ibu dasa wisma di sini," kata Edi Winarso di rumahnya, di Jalan Sucipto Lingkungan Parse RT 01 RW 02 Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo, Kamis (31/1/2019).
Sebelum sang ibu menderita lumpuh, kata Edi, dia termasuk wanita pekerja keras. Meski menghidupi Edi sejak kecil sendirian tanpa suami, sang ibu tak pernah terdengar mengeluh. Saat itu, Sasmiti mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjadi seorang pelayan di sebuah warung, di Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji. Hingga akhirnya, usianya yang terus beranjak tua membuatnya makin tidak berdaya.
"Ibu akhirnya seperti orang pikun dan sering jalan. Baru tiga tahunan ini beliau akhirnya tidak bisa kemana-mana karena seperti lumpuh," tutur Edi.
![]() |
Sejak sang ibu sudah tak bisa mencari nafkah, Edi yang kondisinya memprihatinkan langsung mengambil alih kewajiban. Kali ini, dia yang berusaha mencukupi kebutuhan. Namun apa daya, kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan sering mengundang keprihatinan.
"Saya punya banyak teman. Saya tidak pernah meminta dikasihani, tapi mereka banyak yang menaruh belas kasihan sama saya. Dari mereka kami juga sering diberi makan untuk menyambung hidup," tandas Edi.
Edi juga memaparkan, jika hingga kini dirinya dan sang ibu juga selalu mendapatkan bantuan dari pemerintah. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini