Dua petugas fogging berkeliling di seluruh komplek lapas dan melakukan pengasapan di setiap sudut ruangan. Mulai dari kantor hingga seluruh ruangan tahanan dan narapidana.
Kasi Pencegahan dan Pengendalikan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka mengatakan proses fogging di dalam lapas upaya untuk memutus mata rantai demam berdarah, dengan membasmi nyamuk yang telah dewasa.
"Tindakan tersebut juga sebagai tindaklanjut atas temuan adanya penderita demam berdarah di lingkungan di luar lapas. Ini sebagai antisipasi agar warga binaan tidak kena DBD, alangkah repotnya jika banyak warga binaan terkena DBD," katanya.
Menurutnya, lapas menjadi salah satu lokasi yang memiliki risiko tinggi penyeberangan demam berdarah. Hal ini terjadi jumlah penghuninya cukup banyak.
Sementara Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Erry Taruna, mengatakan program pengasapan dalam tempat kerjanya tersebut juga sesuai dengan instruksi dari Direktur Jendral Pemasyarakat Kementerian Hukum dan HAM.
"Selain melaksanakan perintah pimpinan, seperti kita tahu bahwa di Indonesia saat ini banyak sekali yang terkena DBD, sehingga seluruh UPT Lapas diharapkan ada pengasapan, apalagi di sekitar sini sudah ada yang kena DBD," Kata Erry, Rabu (30/1/2019).
Pihaknya mengaku, dinkes cukup responsif saat diminta melakukan pengasapan di lingkungan pemasayrakatan. Erry khawatir apabila ada warga binaannya yang demem berdarah akan menular kepada yang lain.
"Di sini ini adalah lingkungan yang tertutup, sehingga kalu ada yang kena pasti akan menular ke yang lain," jelasnya.
Kalapas menambahkan, untuk proses pencegahan penyebaran nyamuk Aedes Aegepty, pihaknya juga meminta seluruh penghuni lapas untuk meningkatkan kebersihan di masing-masing kamar maupun lingkungan sekitarnya.
"Sebetulnya proes pembersihan rutin kami lakukan, bahkan setiap seminggu sekali ada korve dari warga binaan. Akan tetapi di musim demem berdarah ini kami ingin lebih ditingkatkan lagi," imbuh Erry.
Dari catatan Dinas Kesehatan Tulungagung, demem berdarah tahun ini sudah menyerang 250 penderita, dari jumlah tersebut tiga diantaranya meninggal dunia. Angka serangan demam berdarah di Tulungagung menduduki posisi kedua teratas di Jawa Timur setelah Kediri. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini