Daerah Ngadirejo dan Jatiserono merupakan sentra pengrajin kacang mete, terdapat sekitar 400-500 UKM yang menggantungan hidupnya pada produk yang permintaannya selalu naik tiap Lebaran, Natal atau hari-hari besar lainnya.
Menurut Sandi, kacamg mete ini bisa berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan penjual hingga petani jambu mete. Bahkan berpeluang untuk ekspor. Negara-negara Eropa dikatakannya jadi pasar potensial kacang mete.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arief, salah seorang pelaku UKM kacang mete, bantuan untuk memisahkan biji mete dengan kulitnya sudah pernah ada, tapi sayangnya justru merusak mete tersebut, sehingga menurunkan kualitasnya.
"Malah rusak Pak pakai alat, jadi kembali ke manual, mungkin alatnya nggak pas," ucap Arif.
Para pengusaha mete juga mengeluhkan soal permodalan, di saat sepinya penjualan mete. Sandi menyatakan akan membuat Gerak One kabupaten/Kota/Kampung One Center for Entrepreneurship (OK OCE).
"OK OCE, akan hadir di Wonogiri untuk melakukan pendampingan, permodalan hingga pemasaran. Sehingga penghasilan akan meningkat dan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi," terang Sandi.
Sebelum meninggalkan tempat, Sandi membeli satu kilogram kacang mete dengan merek dagang Hj Samsiah. "Buat ngemil di mobil," ucap Sandi. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini